Berkaca Dari ‘Mimpi Buruk’ Donald Trump

oleh
oleh
Ilustrasi Donald Trump (TWITTER)

Oleh: Zainal Bintang *)

“CUKUP  dengan uang 20 dolar palsu untuk membuat hampir seluruh Amerika lumpuh dilanda kerusuhan”. Begitu bunyi pesan WhatsApp dari teman yang masuk ke handphone nyaris tengah malam. Pesan itu mengagetkan. Tapi mendalam. Negara adidaya, jagoan demokrasi, dan polisi dunia itu serta merta kelabakan dan berantakan dalam gelombang tekanan unjuk rasa kulit hitam bercampur putih untuk satu tujuan: perjuangan menentang ketidakadilan.

Oleh: Zainal Bintang

Pemicunya karena George Floyd, warga kulit hitam ditangkap polisi kulit putih Derek Chauvin bersama tiga temannya di Minneapolis, Minnesota Amerika Serikat itu tewas. Floyd  dituduh berbelanja di sebuah supermarket dengan uang 20 dolar palsu itu meninggal dunia lantaran lehernya ditindih lutut Chauvin selama hampir sembilan menit pada Senin (25/05). Buntutnya, memantik terjadinya unjuk rasa protes di berbagai negara bagian sehari sesudahnya Selasa (26/05). Dan masih  berlangsung sampai hari ini.

Puluhan ribu warga Amerika berbaur kulit hitam dan kulit putih tersebar di ratusan kota di beberapa negara bagian turun ke jalan mengutuk pembunuhan berbau rasisme itu. Terjadi pengrusakan serta penjarahan sejumlah pertokoan mewah dan supermarket.

Kasus kerusuhan yang berlangsung menyongsong pemilihan presiden pada bulan November yang akan datang itu, diduga keras  membuat Trump, sang petahana, menghadapi empat masalah besar sekaligus.  Pertama, pesaingnya Joe Biden calon kubu Demokrat akan tancap gas untuk menggembosi popularitasnya. Kedua, perang dagang  Amerika dan China yang makin memanas.  Ketiga, wabah Covid-19 yang membuat Amerika masuk zona merah. Yang keempat, rentetan unjuk rasa warga kulit hitam plus kulit putih buntut kasus kematian Floyd. Unjuk rasa juga merebak di beberapa negara di Eropa, Asia, dan Australia membuat Kedutaan Besar Amerika setempat menjadi sasaran kemarahan. Sejumlah analisis menyebutkan Amerika yang saat ini sepertinya sedang diadili oleh dunia sebagai common enemy (musuh bersama). Sehingga membuat Trump seakan sedang dicengkeram mimpi buruk (nightmare).

Sejarah penindasan kulit hitam di Amerika sudah berlangsung ratusan tahun dengan segala pasang surutnya.
Menjadi catatan sejarah, “kemenangan” awal  kebangkitan warga kulit hitam yang monumental adalah pada era Martin Luther King Jr (1929 – 1968). Aktivis Afrika Amerika itu menjadi juru bicara dan pemimpin gerakan hak sipil tahun 1954 sampai 1968 dan saat itu perjuangannya itu terhenti. King tewas ditembak ketika melakukan aksi di Memphis pada 4 April 1968.

“Kemenangan” bersejarah kedua warga kulit hitam terjadi 40 tahun kemudian ketika tokoh kulit hitam Barrack Hussein Obama terpilih menjadi Presiden AS ke-44 pada usia 47 tahun. Diusung kubu Demokrat sempat menjabat dua periode (2009–2017).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *