Oleh : Dr. (HC) Ir. H. Siswono Yudo Husodo *)
MENGAPA sejak Pilpres 2019 sampai saat ini, berbagai serangan fitnah, hoax, isu PKI, penghinaan, hujatan dan umpatan kasar terus menerus menerpa Presiden Joko Widodo dan lebih masif daripada di periode pertamanya?
Diperkirakan hal itu terjadi karena di periode pertamanya, Pemerintahan Presiden Jokowi membubarkan Petral, memberantas mafia migas; tambang minyak yang sangat besar blok Rokan dan blok Mahakam yang sudah puluhan tahun disedot oleh perusahaan asing dari Amerika dan Eropa, diambil dan diserahkan ke Pertamina; menyatukan harga BBM di seluruh Indonesia; mengambil saham mayoritas Freeport; mensyaratkan penambang-penambang raksasa membangun smelter; menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan; mengambil alih HGU kebun-kebun terlantar dan HTI terlantar; mengeksekusi mati bandar-bandar narkoba; membubarkan HTI yang ingin merubah dasar negara dan lain-lain kerja-kerja besar yang strategis dan berisiko.
Kalau saja di periode pertama Pemerintahannya, Presiden Jokowi tidak melakukan hal-hal tersebut dan konsentrasi saja di pembangunan infra struktur, maka Pilpres 2019 dan suasana saat ini akan lebih tenang…
Memang, di era Presiden Jokowi, dibangun banyak jalan TOL; banyak waduk; dibangun PLTB (Pusat Listrik Tenaga Bayu = Angin); banyak Bandara di berbagai daerah; banyak pelabuhan laut sampai di pulau-pulau kecil.
Hal-hal tersebut membuat rakyat bangga pada Negara dan Pemimpinnya. Tetapi tentu ada yang dirugikan, yaitu kekuatan besar yang selama ini menguras kekayaan Negara serta para pengusaha hitam yang terlibat, yang bisa dimengerti menjadi marah dan dendam. Bagi mereka, periode ke-2 Jokowi sangat membahayakan kelangsungan hidupnya;
Karenanya, dengan segala cara, Jokowi HARUS DITUMBANGKAN.
Disebarkanlah isu PKI, isu bukan keluarga muslim, kriminalisasi ulama dan segala isu.
Dengan cara itu, rakyat sedang di ADU DOMBA oleh kekuatan besar dan modal besar yang ingin Indonesia terpecah belah….
Karena masif dan sistematisnya provokasi, ada rakyat yang terprovokasi atau hanyut oleh rayuan lembut beracun atau dijanjikan sorga.
Kekuatan besar perancang penghasutan ini, tidak suka Indonesia Makmur dan Mantap Bersatu; tidak suka Jokowi. Dana besar digelontorkan untuk menjatuhkan Jokowi di tengah jalan, dengan segala cara.
Yang berani membongkar segala perampokan kekayaan Negara yang sudah berlangsung selama ini, memang Jokowi. Dan karenanya, menurut mereka, Jokowi harus disingkirkan.
Jokowi, orang baik yang bekerja dengan tulus untuk kejayaan Bangsa dan Negaranya, Indonesia; orang baik yang ikhlas, amanah dan tidak korupsi; dan karenanya Allah SWT selalu menuntunnya.
Ada campur tangan Allah SWT sehingga Jokowi bisa seperti ini:
“Rakyat jelata, bukan orang kaya, bukan pemimpin Partai, bukan Jenderal, anak tukang kayu yang jadi tukang kayu sederhana, bisa terpilih menjadi Presiden 2 periode”.
Tanpa ridho Allah SWT, Jokowi bukan apa-apa.
Kalau saja, seluruh rakyat mendukung program-program Pemerintah, atau bagi yang tidak berkenan bisa menjadi oposisi yang sehat, Indonesia akan dapat maju lebih cepat.
Pemerintah membutuhkan oposisi yang kuat dan sehat.
SALAM GANESHA…!!!
*) Alumni Teknik Sipil ITB, Angkatan 1961