Minta Kursi Komisaris BUMN Baru Rumor Kalau Benar, Adian Bisa Ambyar

oleh
oleh
Adian Napitupulu (PINTER POLITIK)

JAKARTA, REPORTER.ID — Dua anggota partai pendukung Jokowi yakni anggota Komisi I DPR dari PDIP Adian Napitupulu dan anggota Komisi VI DPR dari Gerindra Andre Rosiade bertikai.

Awal dari pertikaian ini adalah Adian melontarkan kritik tajam soal utang BUMN lebih besar dari pemerintah Malaysia.
Adian juga mengkritisi keluhan Menteri BUMN Erick Thohir tentang BUMN banyak diisi pensiunan. Tetapi Erick Thohir sendiri mengangkat Zulkifli Zaini yang berusia 64 tahun menjadi Dirut PLN, Abdul Gani yang berusia 61 tahun menjadi Dirut PTPN 3, dan Krisna Wijaya (65 tahun) menjadi Komut Danareksa.

‘’Jreeeng….. BUMN kembali diisi para pensiunan dan yang muda kembali tersingkirkan. Memang lidah tak bertulang,’’ ujar Adrian.

Nah, melihat Menteri BUMN Erick Thohir yang menjadi pasangan kerjanya ‘dikuliti’ Adian yang anggota Komisi I DPR, Ade Rosiade tidak terima. Anak buah Prabowo Subianto ini membela Erick Thohir habis-habisan.
Andre Rosiade menduga ada maksud tertentu di balik kritik Adian Napitupulu terhadap Erick Thohir. Andre menilai kritik Adian salah alamat.

Yang menarik, Andre mengungkap rumor terkait Adian Napitupulu yang ‘katanya’ mengajukan usulan nama-nama ke Menteri BUMN untuk posisi komisaris.

“Di Komisi VI kami mendengar rumor Bung Adian memberikan usulan nama-nama ke Menteri BUMN untuk posisi komisaris. Tapi bukannya ditambah, kawan-kawan Bung Adian malah dicopot seperti di PTPN dan Damri. Tapi ini rumor yang kami dengar loh, bisa benar atau salah,” kata Andre kepada wartawan, Minggu (14/6).

Andre menduga kritik Adian terkait jatah komisaris di BUMN. Dia mendengar rumor Adian meminta tambahan jatah kursi. “Bisa saja, patut diduga kan. Silakan diklarifikasi saja sama Adian, rumornya Adian minta tambahan,” tutur Andre Rosiade.

Lebih lanjut, Andre yang Ketua DPD Gerindra Sumbar ini mengungkit kritik Adian yang membanding-bandingkan utang BUMN dengan utang pemerintah Malaysia. “Tidak tepat membandingkan utang BUMN sebesar Rp 5.600 Triliun dengan utang Pemerintah Malaysia yang disebut hanya Rp 3.500 Triliun. Tidak apple to apple, utang luar negeri sebuah negara lazimnya dihitung berdasarkan rasionya terhadap PDB. Lagipula kenaikan utang BUMN yang signifikan itu terjadi pada periode 2016-2018, bukan era sekarang,” ulas Andre.

Andre juga meluruskan tentang alokasi dana pemerintah ke BUMN sebesar Rp 152 triliun tidak semuanya dalam bentuk dana talangan. Alokasi dana pemerintah ke BUMN berdasarkan UU No 2 Tahun 2020 dan PP 23/2020.

“Dana talangan hanya sebesar Rp 19,65 triliun dari Rp 152 triliun atau sekitar 12% dari total dana yang dialokasikan. Porsi terbesar 75% justru digunakan untuk membayar utang pemerintah ke BUMN yang menjalankan penugasan PSO (Public Service Obligation) seperti PLN dan Pertamina, dan sisanya sebesar Rp 15,5 triiun dalam bentuk PMN (Penyertaan Modal Negara, red),” ujar Andre.

Menurut dia, dana talangan yang dipersoalkan Adian sejatinya adalah pinjaman dari pemerintah yang harus dikembalikan lengkap dengan bunganya. “Dana talangan digunakan sebagai stimulus modal kerja BUMN dalam jangka pendek terutama kepada BUMN-BUMN yang terdampak Covid-19 dan mengalami tekanan arus kas. Selain itu dana ini digelontorkan sebagai upaya penyelamatan industri strategis, termasuk yang membawa bendera negara,” tegas Andre.

Menurut Andre, dalam 8 bulan kabinet Jokowi periode kedua ini kinerja Menteri BUMN Erick Thohir termasuk cukup menonjol. “Sebagai Anggota Komisi VI, saya melihat Erick Thohir serius membenahi BUMN kita. Bung Adian ini kan bertugas di Komisi I, dia tidak update dengan isu-isu di Komisi VI. Lebih baik Adian fokus pada masalah di komisinya seperti isu soal Papua yang mencuat belakangan ini,” ujarnya.

Apa tanggapan Adian? Politisi PDIP yang mantan aktivis ini menyatakan, apa yang disampaikan Andre salah sasaran. Adian menyatakan, kritiknya ke Menteri BUMN Erick Thohir sama sekali tidak berkaitan dengan posisi jabatan apa pun.
“Nggaak ada hubungannya. Saya minta Andre membuktikan karena ini tuduhan serius. Kalau Andre kritis, komentari datanya saja, benar atau tidak, jangan komentari rumor. Terlalu mahal rakyat membiayai DPR hanya untuk mengometari rumor,” tutur Adian.

Adian meminta Andre lebih memahami fungsi pengawasan dewan. “Mungkin Andre harus memahami fungsi pengawasan DPR dan jelas yang diawasi adalah kinerja eksekutif, bukan rumor sesama DPR. Karena kalau rumor dibicarakan, saya juga banyak mendengar rumor tentang Andre. Tapi, karena saya tahu fungsi dan tugas DPR, maka saya tidak umbar itu di media,” tutur Adian.

Sejumlah tokoh menanti kelanjutan duel maut Adian versus Andre Rosiade. Mereka berharap, keduanya bersikap kesatria dan gantle. Andre jangan hanya melempar rumor, tetapi harus bisa menunjukkan bukti yang konkret. Di sisi lain, Adian juga bisa membuktikan dirinya bersih, tidak pernah minta jabatan komisaris BUMN, apalagi minta tambahan kursi. Karena kalau rumor yang diungkap Andre benar, maka karier politiknya bisa ambyar alias bablas angine. ***

Tentang Penulis: hps

Gambar Gravatar
Wartawan senior tinggal di Jakarta. hps@reporter.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *