JAKARTA, REPORTER.ID – Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin mengingatkan beberapa langkah antisipasi yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Salah satunya, ia meminta agar area rawan titik api diberikan perhatian khusus.
“Hari ini saya mendampingi Presiden Jokowi memimpin Rapat Terbatas tentang Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 serta Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan yang dilaksanakan di Istana Merdeka,” ujar Ma’ruf dalam akun Instagram resminya, kemarin.
Wapres Ma’ruf mengatakan, saat ini pemerintah lakukan evaluasi program menuju tatanan normal baru. Selain itu, pemerintah juga melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi terjadinya karhutla.
“Selain intensif melakukan koordinasi dan evaluasi program akselerasi menuju tatanan normal baru, pemerintah juga harus melakukan antisipasi puncak kemarau di sejumlah daerah dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami kemarau pada Agustus 2020. Ma’ruf berhadap adanya antisipasi bagi daerah yang rawan terjadi karhutla.
“Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan manajemen lapangan harus terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik. Area-area yang rawan hot spot dan update informasi harus mendapatkan perhatian khusus. Manfaatkan teknologi untuk peningkatan monitoring dan pengawasan dengan sistem dasbor yang menggunakan empat teknologi satelit sebagai alat pengindera mendeteksi titik api,” tambahnya.
Pemanfaatan infrastruktur dan pengawasan, sebut Ma’ruf harus diterapkan hingga tingkat bawah sehingga dapat menjadi upaya mencegah terjadinya karhutla. Dia pun meminta agar seluruh jajaran di daerah untuk bergerak cepat jika ditemukan titik api.
“Pengendalian karhutla juga dapat memanfaatkan infrastruktur pengawasan yang telah ada hingga ke tingkat bawah. Cepat bergerak dan berkoordinasi memadamkan titik api yang terdeteksi dan belum membesar. Sementara untuk pencegahan kebakaran di lahan gambut, penataan ekosistem harus dilakukan secara konsisten. Siaga menjaga tinggi muka air untuk mencegah kekeringan dan kebakaran lahan,” tutur Ma’ruf.
Ma’ruf mengatakan karhutla terjadi karena ulah tangan manusia. Terkait hal itu ia meminta agar ada tindakan tegas bagi yang terbukti melakukan pembakaran.
“Karhutla sebagian besar terjadinya karena ulah manusia baik yang disengaja maupun karena kelalaian. Penegakan hukum terhadap tindakan tersebut harus tegas dan tanpa kompromi,” pungkasnya. ***