JAKARTA, REPORTER.ID – Anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR, I Wayan Sudirta mendesak Kapolri Jenderal Idham Azis mengusut dan menangkap pelaku pembakaran bendera PDIP dalam aksi unjuk rasa penolakan RUU Haluan Ideologi Pancasila di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (24/62020) baru-baru ini. Ia yakin Polri mampu mengusut tuntas kasus ini.
Wayan yang duduk di Komisi III DPR ini melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (27/6/2020) menduga ada aktor intelektual yang mendalangi peristiwa pembakaran tersebut dan ia yakin pembakaran bendera itu sudah direncanakan.
“PDI Perjuangan sangat khawatir adanya aktor intelektual yang sengaja berniat melakukan perpecahan kehidupan bangsa dengan mengadu domba PDI Perjuangan dengan pihak lain,” kata Wayan.
Politisi yang kenyang pengalaman ini yakin adanya aktor intelektual itu didasarkannya pada atribut demonstrasi. Ada beragam bendera yang dibawa peserta, termasuk bendera dengan simbol palu arit.
“Dari mana mereka mendapatkan atribut bendara-bendera itu jika tidak sengaja membawa atau bahkan diindikasikan sengaja memproduksinya sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, aksi pembakaran bendera PDIP itu berpotensi menimbulkan konflik horizontal di masyarakat. Sebab, PDIP merupakan partai pemenang pemilu dengan jumlah pemilih yang banyak di seluruh Tanah Air. Wayan pun menegaskan, kebebasan berpendapat dalam kehidupan demokrasi tetap berlandaskan pada peraturan perundang-undangan.
“Kebebasan demokrasi itu tetap harus berjalan beriringan dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi batasan perbuatan sebagai wujud Negara hukum sebagaimana ketentuan Pasal 28J UUD 1945,” tegasnya.
Wayan berharap semua pihak yang terlibat di dalamnya dapat mempertangungjawabkan peristiwa itu di hadapan hukum.
“Intinya semua pelaku dan orang yang berdiri dibelakangnya harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya sendiri di hadapan hukum,” ujar Wayan.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun menyatakan pihaknya akan menempuh jalur hukum terkait peristiwa pembakaran bendera PDIP. Sebab, menurut Hasto, penyerangan terhadap PDIP itu artinya bertujuan mengganggu pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Serangan ke PDI Perjuangan punya tujuan lebih jauh, mengganggu pemerintahan Pak Jokowi. Untuk itu PDI Perjuangan menegaskan bahwa dialog dan musyawarah kita kedepankan, namun jangan uji kesabaran revolusioner kami,” kata Hasto, Jumat (26/6/2020) kemarin.
Ia mengatakan, pada prinsipnya PDIP merupakan partai yang mengedepankan dialog dan musywarah. Namun, jangan ada pihak yang sengaja “menguji kesabaran” kader-kader PDIP.
“Kita mengedepankan dialog dan musyawarah, namun jangan uji kesabaran revolusioner kami. Seluruh anggota dan kader partai itu satu komando. Kami Nasionalis-Soekarnois yang selalu berjuang untuk bangsa dan negara,” tegas Hasto. ***