Pertimbangannya Supaya Publik Tahu Arahan Presiden ke Para Menterinya

oleh
oleh
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI, Bey Triadi Machmudin.

JAKARTA, REPORTER.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat kesal dan marah saat membuka rapat terbatas bersama para menteri kabinetnya yang diunggah di akun YouTube Setpres pada 28 Juni.

Saat dikonfirmasi soal itu, Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI, Bey Triadi Machmudin kepada wartawan, Minggu (28/6/2020) kemarin, mengatakan awalnya video itu bersifat internal. Namun setelah dipertimbangkan, menurut Bey, beberapa hal dari pernyataan Presiden Jokowi yang perlu diketahui publik, maka, video Jokowi akhirnya diunggah.

“Karena awalnya Sidang Kabinet Paripurna tersebut bersifat intern, namun setelah kami pelajari pernyataan Presiden, banyak hal yang baik, dan bagus untuk diketahui publik sehingga kami meminta izin kepada Bapak Presiden untuk mempublikasikannya. Makanya baru di-publish hari ini. Kami pelajarinya agak lama juga, pelajari berulang-ulang,” kata Bey.

Dalam video itu terlihat Jokowi memberikan pengarahan di depan para menteri kabinetnya dengan nada yang meninggi. Jokowi geram para menterinya bekerja seperti layaknya kondisi normal.

“Lha kalau saya lihat bapak ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extra ordinary,” kata Jokowi.

Jokowi mengamati bahwa kinerja para kabinet dan jajarannya layaknya dalam situasi normal. Dengan suara yang bergetar dan meninggi, Jokowi mengutarakan kejengkelannya atas kinerja tersebut.

“Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya. Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa nggak punya perasaan? Suasana ini krisis,” tegas Jokowi.

Jokowi kemudian meminta para menteri untuk melakukan kerja yang ekstra dalam menangani pandemi Corona. Tak tanggung, Jokowi juga mengancam akan membubarkan lembaga dan perombakan kabinet jika diperlukan.

“Langkah apapun yang extra ordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah,” kata Jokowi sambil mengangkat kedua tangannya.

Presiden meminta para menterinya serius dalam menangani dampak Covid-19. Dengan nada meninggi, Jokowi menyatakan siap melakukan hal yang diperlukan demi rakyat dan negara.

Dengan nada tegas, Presiden Jokowi memerintahkan jajaran menterinya untuk melakukan kerja ekstra dalam menangani pandemi virus Corona. Bahkan, perombakan kabinet bisa jadi opsi yang akan diambil Jokowi.

Presiden menyampaikan instruksi tegas kepada para menterinya. Jokowi juga mengancam akan membubarkan lembaga dan lakukan perombakan kabinet apabila tidak ada progres yang signifikan dalam menangani pandemi Covid-19.

“Lha kalau saya lihat bapak ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extra ordinary. Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya,” imbuhnya.

Jokowi mengamati bahwa kinerja para kabinet dan jajarannya layaknya dalam situasi normal. Dengan suara yang bergetar dan meninggi, Jokowi mengutarakan kejengkelannya atas kinerja tersebut.

“Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa nggak punya perasaan? Suasana ini krisis,” tegas Jokowi.

Jokowi kemudian meminta para menteri untuk melakukan kerja yang ekstra dalam menangani pandemi Corona. Tak tanggung, Jokowi juga mengancam akan membubarkan lembaga dan perombakan kabinet jika diperlukan.

“Langkah apapun yang extra ordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah,” kata Jokowi sambil mengangkat ketua tangannya. ***

Tentang Penulis: hps

Gambar Gravatar
Wartawan senior tinggal di Jakarta. hps@reporter.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *