Forum Rektor Minta Pemerintah Tanggung Beaya Internet Mahasiswa dan Dosen

oleh
oleh
Mendikbud RI, Nadiem Makarim.

JAKARTA, REPORTER.ID – Forum Rektor Indonesia (FRI) meminta pemerintah membantu proses pembelajaran jarak jauh di tingkat perguruan tinggi dengan menanggung biaya internet bagi mahasiswa dan dosen. Hal itu disampaikan Ketua FRI Yos Johan Utama dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) yang digelar virtual bersama Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadhiem Makarim.

Rektor Universitas Diponegoro itu menyebut, biaya internet cukup memberatkan mahasiswa dan dosen selama perkuliahan daring. Oleh karena itu, pembebasan biaya internet ini sangat dibutuhkan. Terlebih kuliah daring masih akan berlangsung selama satu semester ke depan. “Ini sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah,” ujarYos Johan.

Mendikbud Nadiem Makarim langsung merespons permintaan itu dalam acara itu juga. Nadiem mengatakan, saat ini Kemendikbud sudah berupaya bekerja sama dengan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi agar paket internet untuk belajar terjangkau.

“Kami sudah kerja sama dengan untuk berbagai macam platform pembelajaran untuk mendapatkan diskon, harga lebih murah dan itu sudah jalan,” kata Nadiem.

Mendikbud menambahkan, perguruan tinggi negeri (PTN) sudah diinstruksikan untuk memberi bantuan ke mahasiswa dan dosen. Sementara untuk perguruan tinggi swasta (PTS), Kemendikbud telah mengalokasikan dana Rp 1 triliun untuk bantuan biaya pendidikan.

Sebab, PTS di masa pandemi ini juga mengalami kesulitan keuangan seperti berbagai sektor lainnya. “Ini pertama kalinya (bantuan) untuk swasta,” ujar Nadiem.

Berhati Mulia

Menko Polhukam Mahfud MD berharap pendidikan Indonesia, terutama perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan sarjana yang terampil, tetapi juga lulusan yang memiliki karakter.

“Kita tidak bisa hanya mendorong mahasiswa hanya punya skill ini itu, tapi kehidupan yang dicerdaskan, karena kalau hanya lihat skill dan sebagainya, itu otak. Sementara kita harus membina watak untuk karekater itu,” kata Mahfud.

Mahfud mengutip pernyataan rektor pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) M Sardjito, bahwa sarjana yang baik bukan hanya pintar dan terampil, tetapi memiliki hati yang mulia.

“Dulu Pak Prof Sardjito pernah katakan universitas jangan hanya hadirkan sarjana, tapi juga hadirkan sarjana yang sujana, yang baik hati, yang budiman bukan hanya pintar terampil tapi, hatinya mulia,” ujarnya.

Tak hanya itu, tegas Mahfud, dalam pembukaan UUD 1945 juga disebutkan bahwa tujuan pendidikan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang artinya bukan sekadar memberikan keterampilan.

“Saya ingin sampaikan dari sudut pendidikan, pendidikan kita untuk kembali ke jati diri itu, harus kembali ke dalam apa yang sudah digariskan oleh negara tentang pendidikan. Pendidikan kita itu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan untuk mencerdaskan otak, tapi mencerdaskan kehidupan itu ada di dalam Pembukaan UU dasar kita,” tegas Mahfud MD. ***

Tentang Penulis: hps

Gambar Gravatar
Wartawan senior tinggal di Jakarta. hps@reporter.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *