Jazilul Fawaid: Isu Reshuffle Kabinet Membingungkan

oleh
oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai isu reshuffle yang disampaikan Presiden Jokowi terkesan membingungkan jika tidak ada ketegasan dari Istana. “Bila reshuffle dilakukan tanpa alasan yang kuat untuk kepentingan rakyat berdasarkan evaluasi kinerja, maka dapat melahirkan pro-kontra baru di tengah publik. Akhirnya sampai hari, kesannya maju-mundur, bahkan ‘mbingungi‘ bila tidak segera dinyatakan tegas dan resmi dari Istana,” kata Jazilul Fawaid kepada wartawan, Selasa (7/7/2020).

Jazilul menilai kemarahan Jokowi ditangkap publik sebagai isyarat reshuffle, namun sulit ditebak. Ia pun meminta isu reshuffle ini dihentikan. “Ya, setop (isu reshuffle), mbingungi saja. Saatnya kerja dan tunjukkan hasil nyatanya,” ujar Jazilul.

Wakil Ketua MPR itu mengatakan lebih baik kabinet fokus bekerja dengan baik. Menurutnya, rakyat menunggu hasil kerja pemerintah. “Lebih baik tutup saja wacana reshuffle dan fokus kerja cepat, kerja tepat, dan kerja, kerja. Akhiri wacana reshuffle, kerja, kerja, kerja. Rakyat ingin segera merasakan hasilnya,” tuturnya.

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengaku tak pernah mendengar soal isu reshuffle menteri. “Aduh saya nggak pernah dengar. Itu kan urusan presiden,” kata Fachrul, di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (7/7).

Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, masyarakat menunggu tindak lanjut dari kemarahan Pak Jokowi itu apa. Langkah konkretnya seperti apa, jangan testing the water saja. Saat ini publik menunggu langkah konkret optimalisasi kinerja pemerintahan melewati masa pandemi. Jika Jokowi kemarin menyebut sejumlah menteri tak punya sense of crisis, maka evaluasi harus terus dilakukan.

“Kan Pak Jokowi marah ke menterinya itu sudah sering. Sampaikan apa yang terjadi. Kalau tidak Pak Jokowi ya jubirnya, ke mana jubirnya masa diam saja. Saat ini publik menunggu langkah berikutnya, whats next?,” tanya Hendri.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi dengan tegas menyampaikan teguran keras ke menterinya tersebut dalam sidang paripurna kabinet pada 18 Juni 2020. Karena masyarakat perlu tahu lebih jauh instruksi Jokowi tersebut, video berisi ‘kemarahan’ Jokowi itu diunggah 10 hari kemudian, tepatnya 29 Juni 2020.

Isu reshuffle kabinet langsung memanas, bahkan ada yang menyebut reshuffle kemungkinan digelar pada Agustus. “Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah,” kata Jokowi saat itu.

Namun peringatan keras Jokowi ini langsung diredam oleh Mensesneg Pratikno yang notabene adalah orang terdekat Jokowi juga. Pratikno menegaskan isu reshuffle kabinet tidak relevan karena para menteri langsung gerak cepat setelah ada teguran dari Presiden.

“Jadi kalau progresnya bagus, ngapain di-reshuffle? Intinya begitu. Tentunya dengan progres yang bagus ini isu reshuffle tidak relevan sejauh bagus terus. Sekarang sudah bagus dan semoga bagus terus. Tentu saja kalau bagus terus ya nggak ada isu, nggak relevan lagi reshuffle,” ujar Pratikno yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/7). (*)

Tentang Penulis: hps

Gambar Gravatar
Wartawan senior tinggal di Jakarta. hps@reporter.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *