JAKARTA, REPORTER.ID – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi baru bersuara soal isu reshuffle kabinet melalui Sekjennya, Hasto Kristiyanto. Ia mengatakan, reshuffle kabinet adalah hak prerogatif atau hak mutlak Presiden yang tak bisa diganggu gugat.
Karena itu, lanjut Hasto kepada wartawan di Jakarta, kemarin, jika memang Presiden Jokowi akan merombak susunan kabinetnya, tentu berbasis evaluasi dan kajian mendalam dengan mendengarkan aspirasi rakyat.
Hasto mengatakan, para menteri Jokowi harus memenuhi kriteria, antara lain sigap, kepemimpinannya bagus, berani mengambil risiko, serta memiliki karakter seorang pemimpin. Sehingga tanpa diperintah presiden, mereka langsung bergerak untuk menjadikan kementerian yang dipimpinnya berada di posisi terdepan baik dari aspek politik, ekonomi, serta bersama-sama rakyat menghadapi berbagai persoalan yang tidak mudah ini.
Hasto mengklaim para menteri yang merupakan kader PDIP menunjukkan soliditas yang kuat. Ia lalu menyebut Menkumham Yasonna Laoly, MenPAN-RB Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Mensos Juliari Batubara, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yakni I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Hasto menegaskan PDIP terus mendorong kader-kadernya di kabinet mampu menjadi pembantu presiden Jokowi yang efektif.
“Mereka menunjukkan kinerja terbaik bagi Pak Jokowi dan semuanya kan untuk bangsa dan negara Indonesia,” ujarnya.
Masih terkait isu reshuffle kabinet, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan meyakinkan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto merupakan menteri kesayangan Presiden Jokowi. Karenanya, dia menduga Terawan tidak akan diganti jika Jokowi melakukan reshuffle.
“Kalau ada isu-isu reshuffle, Pak Terawan ini banyak orang yang enggak tahu, ini menteri kesayangannya Pak Jokowi ini. Kalau ada reshuffle, insya Allah enggak mungkin di-reshuflle itu Pak Menkes,” kata Zulhas saat peluncuran buku ‘Menghadang Corona : Advokasi Publik di Masa Pandemi karya anggota Fraksi PAN di DPR, Saleh Daulay di gedung DPR, kemarin.
Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengaku kenal baik dengan Terawan. Ia mengucapkan terima kasih telah bersedia menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran buku tersebut.
Seperti diketahui, polemik soal reshuffle tersulut setelah Presiden Jokowi mengungkapkan kekesalannya dan ancamannya pada rapat kabinet paripurna yang digelar 18 Juni 2020 lalu. Saat itu presiden bersedia mempertaruhkan reputasi politiknya untuk menyelamatkan rakyat dan negara Indonesia.
Dengan nada tinggi, Jokowi bersedia membubarkan lembaga negara hingga melakukan reshuffle kabinet agar kinerjanya jadi lebih baik.
“Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran kemana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan,” tegas Jokowi saat itu. ***