JAKARTA, REPORTER.ID – Terbetik kabar bahwa Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra ingin mendorong anaknya, Yuri Kemal Fadhlulloh maju sebagai Calon Bupati Belitung Timur, Propinsi Bangka Belitung (Babel). Untuk mengkristalisasi dukungan, Yusril dengan pengaruhnya yang besar, bisa saja merangkul partai-partai di Kabupaten Beltim agar mendukung anaknya.
Jika upaya itu berhasil, maka calon lainnya bisa klepek-klepek karena tidak mendapatkan dukungan. Kakak Yusril yang kini menjabat Bupati Belitung Timur, Yuslih Ihza Mahendra pun bias tidak punya peluang untuk maju lagi sebagai calon Bupati Beltim.
Padahal pada Pilkada yang lalu, Yusril memberikan seluruh suara PBB untuk pencalonan kakaknya dan berhasil. Kakaknya, Yuslih Ihza menjadi Bupati Beltim. Sekarang suara PBB diambil seluruhnya untuk mendukung pencalonan anaknya. Ini yang membuat sedih masyarakat Beltim karena mereka masih mengharapkan Yuslih memimpin Beltim.
Karena di mata warga masyarakat, kepemimpinan Yuslih Ihza Mahendra bagus, membawa kemajuan dan kemaslahatan masyarakat, prestasinya juga bagus sehingga banyak mendapatkan reward dari pemerintah dan dunia usaha. Yang menambah sedih mereka adalah fait accomply Ketua DPC PBB Beltim Koko Haryanto yang memastikan Yuslih Ihza Mahendra tidak maju lagi sebagai calon Bupati Beltim. Yuslih, kata Koko Haryanto, sudah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada keponakannya, Yuri Kemal Fadhlulloh.
“PBB sudah memastikan 99 persen dipastikan tidak ikut. Beliau sudah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya ke orang yang masih saudaranya sendiri, yakni Yuri Kemal anak dari Yusril Ihza,” kata Koko beberapa waktu lalu. Padahal, Yuslih Ihza Mahendra tidak pernah menyatakan seperti itu.
Ketua Pokja Wartawan Kabupaten Belitung Timur, Fendi Kuswandi saat ditanya soal kabar tersebut mengatakan, sepengetahuannya Yuslih Ihza Mahendra mau maju lagi sebagai calon Bupati Beltim untuk periode kedua. Ia menduga komunikasi antara Yuslih dan Ketua DPC PBB Beltim Koko Haryanto tidak jalan atau kurang solid.
“Bisa jadi ada miskomunikasi antara Pak Yuslih dengan Pak Koko saat itu. Kalau untuk masalah pernyataan itu memang untuk DPC satu komando dari DPP. Tapi memang selama ini dari DPC sendiri tak pernah berkomunikasi dengan PAC yang ada di Kabupaten Belitung . Sehingga mereka tidak satu kesatuan atau kesepahaman untuk mengusung calon bupati dari PBB sendiri. Kalau yang saya tau pernyataan itu hanyalah untuk mencari aman aja pak dari Ketua DPC lama. Karena beliau sekarang masih menjabat sebagai anggota Dewan dari PBB,” kata pria yang akrab disapa Wawan ini.
Wawan mengaku kenal dengan Yuri Kemal Fadhlulloh, dia putra Yusril Ihza Mahendra. “Kalau sepak terjang atau kiprah Yuri belum ada yang dia perbuat untuk Beltim. Seharusnya sih dia belajar dulu. Biar dia paham betul terhadap karakter masyarakat yang ada di Belitung Timur. Terutama tentang adat istiadat yang ada di sini,” ujar Wawan lagi.
Ditanya apakah betul kabar soal Yusril ingin memborong suara partai-partai di Kabupaten Beltim, Wawan berujar, menurut pendapatnya, ini kan masalah politik. Apapun bisa dilakukan untuk mencapai tujuan. “Ibaratnya kayak pertaruhan dalam suatu perjudian. Kalau saran saya sih seharusnya Pak Yusril tidak mencalonkan Yuri Kemal dulu. Biarkan saja Pak Yuslih yang maju untuk periode kedua,” katanya.
Sepengetahuan dia, Yusril sebenarnya tidak akan memaksakan anaknya untuk nyalon sebagai Bupati Beltim. Tapi ini karena kurangnya komunikasi antara Yuslih dengan Yusril. Di sini bias saja terjadi miskomonikasi antara DPC PBB Beltim dengan Yusril. Karena selama ini mungkin DPC tidak pernah melaporkan keberhasilan Yuslih Ihza Mahendra dalam menjalankan roda pemerintahan. Sebab yang selalu berkomunikasi dengan Yusril, kebanyakan orang pusat saja.
Sehingga laporan yang sampai ke Yusril mungkin yang buruk-buruk saja. Jadi, itulah sebagai bahan pertimbangan Yusril. Wawan mengatakan, kalau masalah Yusril melobi partai politik itu bias saja terjadi, tapi bukan untuk menjegal Yuslih Ihza Mahendra, mungkin untuk menghambat calon lainnya. Karena wakilnya Yuslih (mungkin maksudnya, Wakil Bupati Beltim, red) mau mencalonkan diri menjadi Bupati Beltim juga.
“Itulah mungkin alasan kenapa Pak Yusril melobi semua partai. Tidak ada niatan sama sekali untuk menjegal Pak Yuslih. Bisa jadi itu hanyalah isu politik untuk memecah keluarga beliau. Karena kalau isu ini berkembang di masyarakat, lawan politik beliau dapat lebih mudah untuk memenangkan Pilkada tersebut,” tegas Wawan.
Di tempat terpisah, pengamat politik dari UI, Prof. Amir Santoso mengatakan, sebagai tokoh politik dalam hal ini Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra harus mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi yang selama ini dia perjuangkan. Sedapat mungkin Yusril mendorong agar proses Pilkada di Beltim berjalan demokratis tanpa dicemari upaya membangun dinastik politik yang sekarang lagi marak.
Sebisa-bisanya, ujar Amir Santoso, Yusril harus mempelopori berlangsungnya pilkada yang bersih. Walaupun ada saudara atau anaknya yang mencalonkan diri, jangan berikan mereka karpet merah atau dukungan, biarlah mereka berjuang sendiri. Jangan ada kolusi dan nepotisme di dalamnya. Yusril harus memberi contoh cara berdemokrasi yang baik dan benar, jangan malah ikut mencemari.
“Jangan mendorong seseorang menjadi pemimpin karbitan. Kalau mau beri dukungan, dukunglah pemimpin yang benar-benar mampu membuat rakyat tertawa, jangan support pemimpin yang bikin rakyat menangis,” pintanya. ***