IHSG Cenderung Labil, Berpeluang Melanjutkan Kejatuhannya Seiring Kejatuhan DJIA

oleh
oleh
Alsya Nadine, Analis Ekonomi University of Miami.

JAKARTA, REPORTER.ID – Di penghujung pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di ‘zona merah’, dengan penurunan 1,21% di level 5.082,99. Meskipun secara mingguan menguat tipis 0,07% tetapi kinerja IHSG cenderung labil, apalagi investor asing terus menarik dana dari pasar saham domestik.

Hal itu dikatakan Analis Ekonomi dari University of Miami, Alsya Nadine saat dihubungi reporter.id via WA, pada Senin (27/7/2020) pagi di Jakarta.

Lebih lanjut dikatakan Alsya, setelah selama seminggu lalu IHSG menguat tipis +0.07%, disertai Net Sell Investor Asing sebesar Rp-973.21 Miliar, tetapi diawal Minggu ini ada peluang IHSG melanjutkan kejatuhannya seiring kejatuhan kembali DJIA sebesar -0.68% serta dari eksternal yakni eskalasi suhu geopolitik global antara AS Vs China, setelah saling menutup Kantor Konsul mereka dan pengiriman armada perang di kawasan Laut Cina Selatan, serta naiknya tensi politik antara NATO Vs Rusia.

“Sementara dari dalam negeri, tidak ketinggalan investor domestik sedang menunggu lanjutan release laporan keuangan emiten Q2/2020 dan data GDP Indonesia Q2/2020 yang sudah dikumandangkan banyak pihak bahwa Indonesia akan masuk kedalam jurang resesi ekonomi ditengah pencapaian jumlah tertinggi kembali korban yang terjangkiti dan tewas akibat Corvid-19,” sebut dia.

Dimana, menurut Alsya, selama 3 hari (Jumat hingga Minggu) jumlah korban yang terjangkit Covid-19 dihari memecahkan rekor tertinggi baru mencapai +5,121 orang. sehingga sejauh ini korban terjangkiti virus asal Kota Wuhan, China itu mencapai 98,778 orang dengan penambahan korban tewas selama 3 hari sebanyak +205 orang. Sehingga sejauh ini jumlah korban tewas sudah mencapai 4,781 orang, menuju 4,000 orang tewas dalam waktu dekat ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Dilain pihak, Aisya menyebut naiknya harga beberapa komoditas seperti: Oil +0.66%, Gold +0.54% & CPO +2% berpotensi mendorong naiknya saham-saham berbasis komoditas tersebut dalam perdagangan Senin (27/7/2020) hari ini.

“Sesuai prediksi sebelumnya, IHSG memilih melemah setelah bertemu level Previous High & Upper Channel pada 5140-5160 diiringi signal RSI Negative Divergence. Pada perdagangan Jumat lalu, IHSG ditutup di bawah MA10 @ 5084 (Resistance now) dan berpotensi menuju Dynamic Support MA20 di angka 5041,” bebernya.

Namun, diharapkan MA50 sekaligus Lower Wedge 4956 mampu menahan penurunan lebih lanjut, demi menjaga trend naik tetap solid. Para pemodal disarankan untuk Set your Trailing Stop dan amankan profit, kata Alsya yang juga belajar ekonomi di Université Paris Nanterre.

Menurut Alsya, mengetahui IHSG berpeluang melanjutkan kejatuhannya dalam perdagangan Senin ini, ditengah secara valuasi banyak saham sangat menarik untuk dibeli, dirinya merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan BOW atau Swing Trade agar dapat fokus atas saham dari sektor Logam Emas, Konsumer, Rokok, CPO, Bank, Logam Nikel, Industri Dasar, Otomotif dan Rumah Sakit dalam perdagangan Senin.

“IHSG saya perkirakan bergerak pada 5,040 – 5,124 adapun saham-saham yang saya rekomendasikan hari ini adalah MDKA UNVR GGRM AALI BBCA INCO LSIP GJTL ASII MIKA,” kata dia lagi.

Bahkan secara umum, Alsya menyebut bahwa bursa saham di developed economies bergerak melemah. Bursa saham ‘Benua Kuning’ bergerak melemah pada perdagangan Jumat kemarin.

“Indeks Hang Seng ditutup melemah sebesar -2.21%, lalu indeks Shanghai dan Indeks Kospi masing-masing ditutup melemah -3.86% dan -0.71%,” paparnya.

Sementara itu, Dow Jones ditutup melemah sebesar -0.68% di level 26,469 hal ini sejalan dengan pelemahan S&P 500 sebesar -0.68%. Wall Street ditutup melemah dikarenakan hubungan AS dan China yang kembali memburuk, serta kinerja emiten di bursa saham AS yang mengecewakan investor akibat ditutupnya aktivitas ekonomi selama pandemi berlangsung.

“Namun dari pasar komoditi, harga CPO menguat +3.24% harga Emasmenguat +1.27% dan harga Minyak Mentah WTI Crude Oil menguat +0.54%,” jelas Alsya, yang menguasai 4 bahasa ini melanjutkan.

Sementara pada perdagangan 24 Juli, IHSG ditutup melemah sebesar -1.21 kelevel 5,082 Sentimen penggerak pasar hari ini diantaranya dari perkembangan kasus Covid-19 yang masih menjadi perhatian investor karena jumlah korbannya yang terus bertambah termasuk di Indonesia yang hampir mencapai 100.000 kasus, kedua dari hubungan AS-China yang kembali memanas akibat ditutupnya kantor konsulat di kedua negara, demikian Analis Ekonomi University of Miami itu. ***

Tentang Penulis: hps

Gambar Gravatar
Wartawan senior tinggal di Jakarta. hps@reporter.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *