JAKARTA, REPORTER.ID- Baru tanggal 30 Juli 2020 bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1441 Hijriyah. Namun di beberapa tempat di Ibu Kota dan sekitarnya sudah mulai ada masyarakat maupun institusi yang memasang hiasan maupun atribut bernuansa merah putih. Bahkan juga mengibarkan bendera kebangsaan dan umbul umbul di gedung maupun gapura.
“Di RW saya ada dua RT yang sudah memasang umbul umbul dan bendera,” kata H Joko Martono, Ketua RW 011 Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, kemarin. Warga Bukit Duri RW 08, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan juga demikian. Meskipun sedang sibuk mempersiapkan Idul Adha toh pengurus RT/RW dan warganya menyempatkan bebenah kampungnya untuk acara Agustusan tahun ini.
“Pak RT hanya meminta kain merah dan kain putih ke warganya. Pengurus RT yang mengongkosinya ke tukang jahit. Maka jadilah umbul umbul dan bendera,” tutur Bambang Haribowo, Ketua RT 05/08 Bukit Duri.
Lain dengan Rodin warga RW 09 Penggilingan. “Tempat saya masih sepi. Juga belum kelihatan pedagang bendera lewat,” ujarnya. Memang wilayah kecamatan Cakung termasuk Kelurahan Pulogebang tampaknya masih fokus pada persiapan Idul Qurban. Berbeda dengan Kecamatan Duren Sawit banyak kelurahan yang warga dan pengurus RT/RW-nya telah mempersiapkan diri dengan hajat kebangsaan di samping hajat keagamaan.
“Di Kampung Sumur Klender dan Malaka Sari sudah mulai ramai pasang bendera. Kenapa di sini ketinggalan,” ungkap Askagi (49) penjual bendera dari Palimanan, Cirebon yang sedang menjajakan dagangannya di RW 03 Malaka Jaya, Rabu (29/7/2020).
Di Jakarta Pusat seperti perkampungan di Petojo Selatan RW 08 juga sudah mulai bersolek. Pagar kantor Walikota Jakarta Pusat baru separo dihiasi kain merah putih. “Museum Taman Prasasti sudah bagus dihiasi umbul umbul,” kata Rohadi warga setempat. Dari Tanah Abang 1 lewat Abdul Muis, Harmoni, Jl Gajahmada sampai ke Kota Tua juga sudah beberapa toko yang mengibarkan bendera merah putih.
Begitu pula di kawasan Asemka di Pasar Pagi Lama dan Jl Perniagaan Timur banyak para penjual bendera dan umbul umbul. Namun sayangnya di Jl Perniagaan Timur tersebut ada pemilik toko yang kurang peka akan etika keindahan dan rasa kebangsaan. “Masak bendera lusuh dan sudah tidak utuh begitu dipasang. Beli yang baru paling mahal juga limapuluh ribu,” kata Rohadi.
Dari Kota Tua kita menuju Penjaringan sampai Museum Bahari dan Sunda Kelapa. Ternyata ada beberapa perkampungan dan perkantoran yang sudah menghias diri dengan tema 75 Tahun Merdeka. “Museum Bahari sih sudah kemarin berhias diri,” kata seorang pegawainya yang bernama Dian Alfianti, Kamis (30/7/2020).
Masalah harga bendera tebakan Rohadi tidak begitu meleset. Askagi penjual bendera yang berkeliling kampung di Jakarta Timur menawarkan bendera merah putih ukuran 60 x 90 cm dengan harga Rp 60.000.
Bendera yang dibawanya dengan gerobak dorong bermacam ukuran. “Yang panjang 2 meter ini saya jual Rp 100.000. Nah yang ukuran 60 x 90 cm harganya Rp 60.000,- Umbul umbul 65.000 dan tiang bendera Rp 35.000,” tuturnya.
Sementara bendera kecil untuk mobil dan motor ditawarkan Rp10.000. Sehari itu baru laku dua bendera.
Dia tiap akhir Juli biasa menjual bendera merah putih dan umbul umbul beserta tiang bambu ke Jakarta. “Tahun 1986 saya mulai ke Jakarta. Tadinya jual mainan anak anak,” kata Askagi.
Berarti kala itu ia baru remaja umur 15 tahun. Namun berikutnya tahun 1990 an barulah ia memilih menjual bendera bersama tiangnya. Tahun ini ia bersama 9 orang temannya sesama orang Palimanan oleh bos mereka ditampung di satu rumah di Kampung Sumur, RW 10 Klender. Bosnya dari Rajagaluh sekitar 20 an kilometer dari Palimanan. “Nah bambu-bambu (tiang bendera) ini dari Rajagaluh,” ungkapnya.
Para penjual bendera tentunya merasa bangga bila barang dagangannya laku dan dikibarkan di mana mana.
Terngiang lagu wajib nasional yang dahulu diajarkan kepada anak anak Indonesia sejak usia SD. Lagu Berkibarlah Benderaku karya Ibu Soed itu akan terngiang pula di sela takbir dan tahmid dalam suasana Idul Adha dan tasyrik hingga berakhirnya perayaan Agustusan tahun ini.
Berikut liriknya:
Berkibarlah benderaku Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah Slama-lamanya
(Suprihardjo)