JAKARTA, REPORTER.ID – Alsya Nadine, ekonom muda lulusan Université Paris Nanterre Perancis mengatakan, angin segar jika BLT (Bantuan Langsung Tunai, red) secepatnya dibagikan. Sebab kinerja industri ritel akan sangat bergantung pada tingkat konsumsi masyarakat hingga penghujung tahun.
“Selama pandemi Covid-19, kinerja industri ritel sempat terperosok pada semester pertama. Bahkan, pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai ini membuat masyarakat Indonesia harus berdiam diri di rumah,” kata Alsya nadine dalam siaran persnya, Senin (10/8/2020).
Nadine menilai hal ini berdampak negatif bagi perekonomian secara keseluruhan. Hal tersebut, menurut dia, terlihat dari survey indeks penjualan riil (IPR) oleh Bank Indonesia (BI) yang turun hingga 20,6 persen pada Mei lalu. Angka tersebut lebih rendah dari April sebesar minus 16,9 persen.
“Nyatanya semua kita disadarkan GDP Indonesia harus terkontraksi -5,32%, bahkan menurut konsensus pelaku pasar sebenarnya Prediksi kita malah -6% YoY,” kata Analis Pasar Modal itu lagi.
Namun, Nadine melihat apabila merujuk pada indeks ekspektasi penjualan (IEP) pada Agustus dan November tercatat sebesar 133,0 dan 149,4. Angka tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 119,1 dan 146,3.
“Artinya ada ekspektasi penjualan meningkat itu karena adanya fokus dan kehendak pemerintah untuk membuat dana pemulihan ekonomi nasional dapat digulirkan,” sebut dia.
Masih menurut Nadine yang juga memperdalam Ilmu ekonominya di University of Miami, setelah selama seminggu lalu IHSG turun tipis sebesar -0.11% disertai Net Sell Investor Asing sebesar Rp -3.30 triliun, diawal pekan ini, Senin, IHSG berpeluang melanjutkan kejatuhannya seiring turunnya EIDO sebesar -2.13% serta turunnya harga komoditas seperti: Oil -0.83%, Gold -1.13%, Nikel -0.66%, Timah -0.48% dan CPO -0.56% ditengah pencapaian jumlah tertinggi kembali korban yang terjangkiti dan tewas akibat Covid 19, dimana selama 3 hari (Jumat hingga Minggu) jumlah korban yang terjangkit Corvid19 memecahkan rekor tertinggi baru mencapai +6,643 orang* sehingga sejauh ini korban terjangkiti Corvid19 mencapai 125,396 orang (perkiraan menuju 150,000 orang terjangkit) dengan penambahan korban tewas selama 3 hari sebanyak +202 orang sehingga sejauh ini jumlah korban tewas sudah mencapai 5,723 orang, menuju 6,000 orang tewas dalam waktu dekat ini, (Fatality Rate sebesar 4.56%). Jadi angin segar dan beberapa sentimen negatif yang membuat IHSG masih maju mundur cantik.
Lebih lanjut Nadine mempredik, IHSG diperkirakan bergerak pada 5,108 – 5,193 adapun saham-saham yang direkomendasikan hari ini adalah GGRM ASII AALI ERAA SMGR ACES MAPI BBRI ICBP BBNI.
Secara umum dari review Nadine, bursa saham di developed economies bergerak bervariasi. Bursa saham benua kuning bergerak bervariasi pada perdagangan jumat kemarin. Indeks Hang Seng ditutup melemah sebesar -1.60%, lalu indeks Shanghai ditutup melemah -0.96% dan Indeks Kospi ditutup menguat dan +0.39%. Sementara itu, Dow Jones ditutup menguat sebesar +0.17% di level 27,433 hal ini sejalan dengan penguatan S&P 500 sebesar +0.06%.
Wall Street ditutup menguat dikarenakan rilis data tingkat pengagguran AS yang turun menjadi 10.2% pada Juli 2020 dibanding bulan sebelumnya berada di 11.1% Dari pasar komoditi, harga Coal menguat sebesar +1.99% harga Emasmelemah -1.74% dan harga Minyak Mentah WTI Crude Oil melemah -1.74%.
Sementara dampak global dari Amerika, pada perdagangan 7 Agustus IHSG ditutup melemah sebesar -0.66 kelevel 5,143 Sentimen penggerak pasar hari ini diantaranya perkembangan AS yang berusaha menyingkirkan TikTok dan WeChat milik China dengan alasan untuk melindungi data masyarakat AS yang bisa jatuh ke pihak yang salah.
“Selain itu, dari perkembangan Covid-19 yang masih terus menunjukkan kenaikan kasus dan terakhir dari Presiden Trump yang akan menandatangani paket stimulus berupa bantuan langsung kepada pengangguran AS senilai USD400 per pekan menjadi sentimen positif hari ini,” tutup Alsya Nadine. ***