JAKARTA, REPORTER.ID – Hari Rabu (12/8/2020) ini merupakan hari remaja internasional (International Youth Day) yang diperingati oleh seluruh remaja di dunia, tak terkecuali Indonesia. Bertema “Youth Engagement for Global Action” yang dipilih United Nations (PBB) pada tahun 2020 ini sangat pas untuk dijadikan momentum membangkitkan semangat para remaja Indonesia untuk menjadi agen perubahan dan kemajuan negara.
Remaja adalah generasi penerus bangsa yang sangat mempengaruhi kualitas dan integritas serta besar kecilnya bangsa itu sendiri. Untuk itu, Ketua KPK Firli Bahuri teringat kata-kata Bung Karno, “Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, Beri aku 10 pemuda akan kuguncangkan dunia”.
“Di usia inilah para remaja memiliki pemikiran yang segar, semangat tinggi dalam membentuk karakter dan kepribadiannya dengan menanamkan nilai-nilai agama, moral, etika dan kejujuran agar generasi penerus bangsa ini berintegritas, pemberani, berakhlak mulia, dan bermental anti korupsi,” demikian Firli Bahuri, Rabu (12/8/2020).
Ia berharap generasi muda mampu meneruskan tugas dan kewajiban dalam menuntaskan berbagai persoalan bangsa, antar lain memberantas korupsi yang telah menjadi penyakit kronis di hampir seluruh negara didunia, termasuk Indonesia. “Membentuk kepribadian anak bukan hanya kewajiban orang tua. Saya memandang peran ini harus dilakukan bersama, seluruh eksponen bangsa termasuk KPK,” kata Firli.
KPK sendiri lanjut Firli, sedang menjalankan Strategi Pendekatan Pendidikan Masyarakat mulai dari anak-anak hingga remaja untuk membentuk mindset dan culture-set melalui beberapa program edukasi antikorupsi yang dibuat menarik dan selaras dengan usia anak.
Menurut Firli. strategi pendekatan pendidikan masyarakat adalah salah satu dari tiga pendekatan pemberantasan korupsi yang merupakan core business KPK dalam pemberantasan korupsi yang dilaksanakan secara holistik, integral sistemik, dan sustainable.
Strategi itu kata Firli, dapat menjadi salah satu imun dan vitamin bagi remaja kita agar tidak terjangkit virus korupsi dan penangkal pengaruh kuat laten korupsi serta perilaku koruptif yang telah berurat akar di negeri ini.
Disadari atau tidak, penyakit kronis ini perlahan namun pasti telah menggerogoti dan merusak bahkan bisa menghancurkan suatu negara. Buktinya, banyak negara dibelahan dunia yang belum dapat lepas dari penyakit ini sehingga pemerintahan yang menjalankan negara tersebut gagal menjalankan kewajiban kepada rakyatnya.
“Korupsi adalah persoalan klasik, namun hebatnya dia mampu memodernkan dirinya agar tetap selaras dengan perkembangan zaman. Korupsi selalu update sehingga mereka dapat berinovasi dan memodifikasi aksi korupsi, agar tidak diketahui, ditangkap dan lalu masuk bui,” pungkas Firli.