JAKARTA, REPORTER.ID – Teknologi informasi saat ini diaplikasikan dalam semua kehidupan manusia. Hal yang demikian membuat aktivitas manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien.
Penerapan teknologi informasi yang diaplikasikan dalam dunia perdagangan atau jual-beli, ‘on-line’ atau ‘daring’, membuat memanjakan para konsumen. Konsumen tak perlu repot-repot lagi bepergian ke tempat toko untuk mendapatkan barang yang diinginkan.
Penerapan perdagangan atau jual-beli dengan cara ‘on-line’ diharapkan oleh Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid melalui keterangan tertulisnya, Kamis (13/8/2020) juga perlu dimanfaatkan oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Ada peluang baru di sini,” ujarnya seraya mengungapkan kalau di tengah masyarakat di berbagai kabupaten dan pulau di Indonesia, ribuan UMKM digeluti oleh masyarakat.
Aneka UMKM mulai dari makanan, minuman, obat-obatan, pakaian, aksesoris, dan lain, sebut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, sebagainya saat ini masih banyak yang proses penjualannya dipasarkan secara tradisional dan apa adanya.
“Sangat disayangkan bila potensi besar itu masih belum maksimal dalam penjualan,” ujar Jazilul.
Namun, agar UMKM memberi harapan kepada yang lain dan memberi kesejahteraan bagi pelaku, menurut pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu perlu ada sentuhan khusus, teknologi informasi, untuk mempromosikan jenis usaha dan meningkatkan volume perdagangan.
Dikatakan, para pelaku usaha di atas UMKM bisa terbilang sukses menjual sebab mereka sudah menggunakan aplikasi teknologi informasi, ‘on-line’, untuk menjual produknya.
“Mereka yang menggunakan penjualan ‘on-line’ mampu meningkatkan volume perdagangan,” tuturnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada pemerintah dan kementerian terkait untuk memberi pelatihan bagi UMKM, bagaimana menggunakan aplikasi teknologi informasi untuk mempromosikan produk dan meningkatkan barang yang dijual.
“Mereka perlu diberi pelatihan agar paham cara berdagang model baru dan saat in ngetrend, yakni perdagangan lewat ‘on-line’,” ujarnya.
Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu, banyak keuntungan bila pelaku UMKM menggunakan ‘on-line’, dalam usahanya. Keuntungan tersebut adalah, pertama, bisa mempromosikan usahanya secara cepat, murah, dan efisien, dan informasi yang tersebar tidak hanya sebatas di desa, kecamatan, atau kabupaten, namun sampai dunia.
“Sekali klik, produk yang kita unggah di media sosial atau aplikasi lainnya, bisa langsung dibaca orang yang berada di Amerika Serikat,” ucapnya.
Kedua, diakui banyak UMKM yang sudah memiliki toko sendiri. Ada pula yang masih menyewa di bangunan orang lain atau di mall. Nah, dengan adanya penggunaan teknologi informasi tersebut, pelaku UMKM tidak perlu terlalu risau bila tidak memiliki toko.
“Masih banyak UMKM yang berusaha di rumah-rumah. Dengan menggunakan ‘on-line’, UMKM bisa memajang dan memasarkan produknya di sana. Jadi membuka toko di ‘on-line’. Jadi biaya sewa toko terpangkas bila pelaku UMKM menggunakan cara seperti ini,” tambahnya.
Ketiga, dalam masa pandemi Covid-19, aktivitas pertemuan manusia dibatasi bahkan dilarang. Hal demikian tentu bisa mempengaruhi aktivitas perekonomian termasuk UMKM. Nah dalam masa pandemi Covid-19 sangat tepat bila menggunakan proses perdagangan lewat ‘on-line’ sebab antar penjual dan pembeli tidak perlu bertemu secara langsung.
“Jadi UMKM tetap bisa berproduksi dan menjual produknya di masa di mana pembatasan pertemuan antar manusia diperketat. Meski PSBB namun UMKM terus berproduksi dan meraih untung,” tambahnya lagi.
Dari paparan di atas, Gus Jazil mendorong agar pemerintah memperhatikan pelaku UMKM untuk menerapkan penggunaan aplikasi teknologi informasi.
“Mereka adalah pelaku usaha yang masih perlu didorong, dibina, dan diberi bantuan,” tegasnya. ***