Oleh : Prayitno Wongsodidjojo Ramelan
Pengamat Intelijen
Sebelum covid, week end adalah hari yang membahagiakan old soldier, anak dan cucu datang, menginap, suasana menjadi lebih hangat dan ceria. Kini dengan meningkatnya kasus covid, terpaksa kumpul-kumpul dibatasi, walau anak dan mantu sudah swab terkait dengan dinamika kantor. Cucu lockdown di rumahnya masing-masing. Para pembantu tidak boleh keluar rumah.
Bagi para lansia, kebahagiaan itu penting sebagai salah satu faktor penunjang agar bisa berumur panjang. Nah, di saat covid, para lansia tergolong kelompok rentan, sebaiknya mampu menjaga diri agar tetap aman, tidak stres dan tetap bahagia. Ini salah satu dalam menjaga tubuh sehat, pengaruhnya besar untuk imunitas.
Karena bahagia itu erat hubungannya dengan hati dan perasaan, maka ilmu yang tepat untuk membahasnya adalah psikologi. Kebetulan penulis pernah mendapat kursus ilmu psikologi individu dan sosial untuk kepentingan intelijen, maka untuk membagi wawasan, penulis menemukan referensi yang dirasa tepat akan makna kebahagiaan dari persepsi psikologi (Universitas Psikologi, Boy Hilman). Mari kita simak bersama variabel penting tersebut.
Pengertian Kebahagiaan (Happiness)
Dalam ilmu psikologi, kebahagiaan adalah salah satu variabel psikologi. Istilah kebahagiaan seringkali dikaitkan dengan aliran baru di bidang psikologi, yaitu psikologi positif yang lebih menekankan pada aspek positif karakteristik yang dimiliki manusia.
Dengan banyaknya pengertian tentang kebahagiaan, penulis tertarik salah satu teori dari tulisan Hilman yaitu Hurlock (2004) yang menyampaikan bahwa kebahagiaan merupakan gabungan dari adanya sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection) dan prestasi (acheivement). Teori tersebut dijelaskan oleh Chaplin (2008) dalam kamus lengkap psikologi secara rinci, defenisi dari tiga aspek tersebut yaitu :
– Acceptance (penerimaan), merupakan suatu yang ditandai dengan sikap positif atau menolak, dalam praktik klinis, pengakuan atau penghargaan terhadap nilai-nilai individual, tanpa menyertakan pengakuan terhadap tingkah lakunya.
– Affection (kasih sayang), merupakan perasaan yang sangat kuat, cinta, satu kelas yang luas dari proses-proses mental, termasuk perasaan, emosi, suasana hati, dan temperamen
– Achievement (pencapaian), merupakan suatu pencapaian atau hasil yang telah dicapai, satu tingkat khusus dari kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas, atau tingkat tertentu dari kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas sekolah atau akademis.
Pencapaian Kebahagiaan Bagi Para Lansia
Apabila seorang lansia tidak dapat memenuhi acceptance, achievement, dan affection tersebut maka akan sulit baginya untuk dapat mencapai kebahagiaan. Misalnya, ia merasa diabaikan oleh anggota keluarga, merasa bahwa prestasinya pada masa lalu tidak sesuai harapan dan keinginan, atau apabila mereka mempunyai perasaan bahwa tidak ada satu orang pun yang mencintainya.
Kebahagiaan tidak memiliki arti yang sama bagi mereka yang berusia lanjut. Namun, secara umum lansia yang bahagia akan lebih sadar dan siap untuk terikat dengan kegiatan baru dibandingkan lansia yang merasa tidak bahagia. Hal ini disebabkan apa yang dikerjakannya lebih penting bagi kebahagiaannya dimasa usia lanjut dibandingkan siapa mereka.
Kondisi Penting Untuk Membantu Pencapaian Kebahagiaan Lasia
– Terus berpartisipasi dengan kegiatan yang berarti dan menarik.
– Diterima oleh dan memperoleh respek dari kelompok sosial.
– Menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga dan teman-teman.
-Melakukan kegiatan produktif, baik kegiatan di rumah maupun kegiatan yang secara sukarela dilakukan
Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebahagiaan
-Kehidupan sosial. Orang yang sangat bahagia adalah orang-orang yang mempunyai kehidupan sosial yang baik dan sering melakukan sosialisasi, paling sedikit hidup dalam kesendirian.
– Usia. Penelitian yang dilakukan membagi kebahagiaan dalam tiga komponen yaitu, kepuasan hidup, afek menyenangkan, dan afek tidak menyenangkan. Kepuasan hidup sedikit meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Afek menyenangkan sedikit melemah dan afek negatif tidak berubah, yang berubah ketika menua adalah intensitas emosi.
– Uang. Pada negara yang sangat miskin, kaya bisa berarti lebih bahagia, namun pada negara yang lebih makmur, peningkatan kekayaan tidak begitu berdampak pada kebahagiaan.
– Kesehatan. Kesehatan objektif yang baik tidak selalu berdampak pada kebahagiaan, yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana persepsi subjektif kita seberapa sehat diri kita.
Ciri-Ciri Orang Bahagia (Gail dan Seehy)
– Hidup mempunyai arti dan arah. Seseorang yang puas dengan kehidupannya akan dapat merealisasikan sesuatu diluar dirinya seperti pekerjaan dan harapan yang ingin dicapai sehingga dapat memberikan hidup yang terarah dan berarti.
– Jarang merasa diperlakukan tidak adil atau dikecewakan dalam kehidupan. Seseorang yang memiliki kepuasan hidup yang tinggi cenderung melihat kegagalan sebagai pengalaman yang berguna dan kegagalan tersebut mendorong untuk melakukan usaha yang lebih baik dari sebelumnya
Kesimpulan
Bagi lansia, sebaiknya agar tetap selalu berfikir positif, bisa menerima kondisi yang ada, mendasari berfikir dengan rasa kasih sayang, mampu meredam emosi, serta mensyukuri apa yang sudah diraihnya dan tidak perlu membandingkan dengan orang lain. Intinya lansia harus mampu menata hati, lebih sabar, mensyukuri nikmat Tuhan, maka akan terasakan kebahagiaan itu.
Orang yang berbahagia tidak memiliki ketakutan- ketakutan seperti yang dimiliki orang lain yang tidak bahagia. Mereka percaya diri, tidak cemas dan tidak takut dalam menjalani hidup. Itulah nilai hakiki dari kebahagiaan. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier