KTP WNI Di Markas ISIS, DPR Minta Semua Waspadai Terorisme

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta masyarakat terus dan tetap waspada terhadap aksi terorisme khususnya di tengah pandemi covid-19 ini. Sebab, aksi mereka untuk melakukan rekrutmen kader ISIS itu tersetruktur hingga ke luar negeri.

Demikian disampaikan Waketum Gerindra itu itu terkait ditemukannya KTP WNI di Markas ISIS di Yaman. “Jadi, kita apresiasi BNPT yang telah sigap dalam menindaklanjuti temuan tersebut di luar negeri,” tegas Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (1/9/2020).

Apalagi lanjut Dasco, jaringan terorisme tersebut bergerak secara lintas negara. Sehingga jika ada kelompok-kelompok yang mencurigakan terkait gerakan radikalisme tersebut, sebaiknya dilaporkan ke BNPT atau aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti. “Semua itu untuk mencegah bahaya terorisme dan radikalisme di Indonesia,” katanya singkat.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah memerintahkan perwakilannya untuk segera menelusuri dugaan keberadaan warga negara Indonesia dalam organisasi teroris yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, di Yaman tersebut.

Perintah itu sebagai respons atas tayangan sebuah video amatir yang diunggah di akun Twitter, @Natsecjeff. “Ibu Menlu sudah menginstruksikan perwakilan kita yang meng-cover Yaman untuk melakukan langkah-langkah pengecekan keabsahan dokumen tersebut untuk selanjutnya di-crosscheck dengan data kependudukan/imigrasi kita,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Senin (31/08).

Dalam video tersebut terlihat sebuat kartu tanda penduduk (KTP) Indonesia dari Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dan beberapa lembar uang dalam mata uang rupiah ditemukan oleh kelompok Houthi saat melakukan penggerebekan di markas ISIS di Al Bayda, Yaman.

Hingga berita ini dibuat, belum ada keterangan resmi dari pemerintah Yaman dan kelompok Houthi mengenai dokumen KTP dan keberadaan WNI dalam KTP tersebut.

Sementara itu, berdasarkan dokumen yang didapat BBC News Indonesia dari BNPT menunjukkan, pemerintah daerah mengeluarkan surat keterangan yang menyatakan bahwa “orang tersebut adalah benar-benar bukan penduduk Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto”.

Warga setempat, yang mengaku bernama Indra, saat dihubungi mengatakan bahwa ia tidak mengenal pria di lingkungannya yang namanya ada di KTP tersebut. “Saya tidak pernah dengar namanya di Jalan Basket ini Mas. Situasi di sini aman-aman saja Mas, tidak ada yang bicarakan hal itu,” kata Indra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *