Oleh : Marsda TNI Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan
Pengamat Intelijen
Pagi ini Pray, Alhamdulillah sudah back to normal, setelah 2 hari terserang diare, bisa duduk di teras belakang, menikmati udara cerah, dan kebesaran Allah, matahari bersinar terang.
Seorang teman baik yang asli Solo, masih keturunan ningrat, Pray manggilnya Ajeng, mengirimi video anyg bagus menginspirasi tentang kejujuran dan kepercayaan. Inti dari video itu saat pemilihan seorang CEO, keputusan diambil dengan kalimat “If you plant honesty, you will reap trust”.
Ini kalimat bertuah, karena kalau kita ikuti berita perkembangan pengaruh covid-19 yang mengharu biru dunia, banyak yang galau karena banyak negara yang belum menemukan jalan keluar baik mengatasi Covid-19 ataupun potensi kerusakan perekonomian menuju jurang resesi.
Kita lihat, negara-negara besar saling menuduh, memfitnah, menjelekkan negara lain, yang sebenarnya hanya upaya membela diri dari kegalauan ketidak mampuan mengatasi virus ganas Covid-19 yang cerdas, mampu bermutasi agar survive dan bisa terus menyerang.
Dalam kondisi sulit dan rentan, siapapun pemimpin nasional sebuah negara semestinya harus cerdas dan cerdik serta cermat. Ini buah simalakama, menyelesaikan Covid, sangat sulit, ekonomi stuck. Masalah ekonomi diselesaikan sebagai imbas, kasus covid sebagai persoalan dasar tidak terselesaikan.
Nah, disinilah kalimat kunci itu akan menjadi awal penyelesaian buah simalakama. “If you plant honesty, you will reap trust”, kira-kira berarti, “Jika Anda menanam kejujuran, Anda akan menuai kepercayaan”. Kasus Covid-19 harus pertama diselesaikan. Caranya, merubah perilaku rakyat. Bila ini paling tidak turun, maka dampak perbaikan perekonomian akan mengikuti, sederhananya seperti itu.
Para pemegang amanah harus bekerja dengan jujur, agar rakyat percaya. Jangan ada secuilpun ucapan atau keputusan yang baunya tidak jujur. Penanganan Covid ini menghabiskan uang ratusan triliun bahkan bisa ribuan triliun.
Tanpa menuduh, kasus-kasus mark up, pemanfaatan jabatan pada masa lalu, bahwa korupsi bukan budaya tapi komoditas. Ada korupsi berjamaah, antara kelompok kepentingan (pengusaha) dengan hegemoni elit (politisi), ref. Hasan Hambali,2005.
Pak Jokowi ini menang dalam pemilihan karena dikenal menanamkan kejujuran dan kemudian dipercaya. Jadi dalam pola kepemimpinannya, kini kejujuran harus lebih disosialisasikan dengan keras. Bapak akan lebih dipercaya rakyat.
Kalau mau reshuffle tidak perlu ragu, demi penyelamatan Indonesia seperti doa saat di makam Rasululloh tahun 2019. Reformasi para pembantu, dengan mereka yang capabel, berani, dan jujur, jangan yang menyek-menyek dan ambisius.
Semoga Allah melindungi Indonesia dengan ridho dan barokah-Nya di bawah kepemimpinan Pak Jokowi, Aamiin. Semoga bermanfaat, salam hormat, Pray Old Soldier, Never Die.