Pengamat Intelijen : Strategi Presiden Jokowi Perang Lawan Covid Sudah Tepat

oleh
oleh

Jakarta, REPORTER.ID – Covid-19 adalah musuh yang sangat berbahaya, menular dan mematikan bagi yang rentan. Memang cukup banyak pasien yang sembuh tapi itu bukan jaminan akan mampu memperbaiki perekonomian negara. Corona virus jenis baru itu mampu tetus bemutasi agar survive di inangnya yaitu manusia. Apalagi, terakhir ditemukan covid D614G, yang 10 kali lebih infeksius.

‘’Tidak ada pilihan lain, kita harus survive, dan percaya pada pemerintah. Presiden Jokowi telah mengeluarkan Perpres dan beberapa kebijakan lain untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. Strategi perang terhadap Covid yang dilancarkan Presiden Jokowi sudah tepat. Kita harus bersyukur karena tidak terlalu babak belur seperti negara-negara besar di ranking puncak, yakni AS, India, Rusia, dan Brazil,’’ ujar pengamat Intelijen, Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan kepada Reporter.Id, kemarin.

Menurut Prayitno, Indonesia memang harus menyelesaikan masalah mendasar yaitu Covid-19 seperti yang dilakukan China dan New Zealand dengan segala macam cara yang tegas. Setelah berhasil mengatasi virus corona, kini China mulai fokus memperbaiki perekonomiannya. Negeri tirai bambu itu bangkit, perekonomiannya bergulir hingga mampu berdagang vaksin.

Soal perang terhadap Covid-19, Prayitno mengaku tergelitik oleh kutipan pidato menarik Presiden Uganda, Yoweri Museveni. Kata Museveni, 4 bulan yang lalu. Dalam situasi perang, tidak ada yang meminta siapa pun untuk tetap tinggal di dalam rumah. Anda tetap di dalam ruangan sebagai pilihan terbaik, tanpa ada yang meminta. Bahkan, jika Anda memiliki ruang bawah tanah, Anda bersembunyi di sana selama peperangan berlangsung.

Selama perang, anda tidak menuntut kebebasan Anda. Anda rela menukarkan kebebasan Anda demi bertahan hidup. Selama perang, Anda tidak mengeluh kelaparan. Anda sabar menahan kelaparan dan berdoa agar anda masih hidup untuk bisa makan lagi. Selama perang, Anda tidak berdebat tentang membuka bisnis Anda. Anda bahkan menutup toko Anda (jika anda punya waktu), dan berlari untuk menyelamatkan hidup Anda.

Anda berdoa agar hidup lebih lama dan selamat dari perang sehingga anda dapat kembali melakukan bisnis Anda Selama perang, Anda bersyukur kepada Tuhan, karena melihat matahari esok sebagai pertanda kehidupan. Selama perang, Anda tidak merasa perlu untuk khawatir tentang sekolah anak-anak Anda. Ketahuilah, dunia saat ini dalam keadaan perang.

Musuh kita tak punya “sisi baik”, tidak manusiawi, musuh kita bersikap kejam, tidak menghormati anak-anak, wanita, atau tempat ibadah. Mari kita patuhi dan ikuti instruksi pihak berwenang. Mari kita ratakan kurva Covid-19. Mari berlatih bersabar. Mari menjadi penjaga saudara kita. Dalam waktu singkat, kita akan bisa mendapatkan kembali kebebasan, usaha, kehidupan sosial kita, dan seterusnya.

‘’Itulah pidato Yoweri Museveni yang menggelitik pikiran saya. Kita memang sedang berperang dengan Covid-19 dan kita harus memenangkan peperangan itu,’’ kata Prayitno.
Menurut catatannya, jumlah penduduk Uganda adalah 45.998.726 orang. Hingga tanggal 9 September 2020, jumlah kasus Covid-19 di Uganda sebanyak 4,101 kasus, jumlah pasien yang meninggal dunia 46 orang, total pasien yang sembuh 1.876 orang.

Pensiunan Jenderal Bintang Dua Angkatan Udara ini menuturkan, strategi menang perang Presiden Jokowi, mirip dengan strategi perang yang dilakukan Presiden Uganda Yoweri Museveni. Selesaikan dan menangkan perang dengan covid, tingkatkan disiplin, ikuti arahan petugas, ratakan kurva.

‘’Kebijakan terbaru Presiden Jokowi, menurut Prayitno sudah tepat, setelah menata pemberian bantuan kepada rakyat kecil yang terdampak Covid-19, kini lebih tegas menyelesaikan masalah mendasar yakni Covid-19.

“Yang pertama perlu saya ingatkan, sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik,” kata Jokowi dalam rapat cabinet paripurna di Istana Negara, Senin (7/9) lalu.
Prayitno bangga pada Jokowi, meskipun kebijakannya dikritik bahkan ditentang, presiden telah mengambil keputusan yang tepat. ‘’Kita, akui seperti negara-negara lain, kita belajar dan berusaha menemukan formula yang tepat,’’ katanya.

Saat ditanya, apakah Pilkada Serentak yang diselenggarakan 9 Desember mendatang perlu ditinjau ulang, Prayitno mengakui, kegiatan Pilkada memang sulit diamankan, pasti akan menjadi klaster baru yang bisa meledak. Ia balik bertanya, apakah politisi, Mendagri serta Kepala Daerah tidak bisa mengundur dahulu pelaksanaan Pilkada, paling tidak apabila serangan covid sudah mereda. Saat ini kurva belum rata, covid terus menggila, yang terinfeksi sudah diatas 200.000 .

‘’Jangan ambil resiko, kita harus cerdas tegas dan berani, waktu pelaksanaan makin mepet. Segeralah ambil keputusan, itulah tugas utama para pemimpin, sikapi Pilkada dengan smart, saya sarankan dimundurkan karena tidak sepadan dengan resiko penghancuran musuh yang ganas itu.

Sedang perang kok bikin pilkada, kita tidak akan hancur karena menunda pilkada, itu bisa diatur. Tapi ingat bangsa ini akan remuk dan kita akan nangis darah bila covid tidak teratasi’’ ,ujar Prayitno lagi. (HPS)

Tentang Penulis: hps

Gambar Gravatar
Wartawan senior tinggal di Jakarta. hps@reporter.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *