Jokowi Minta Menkes Koreksi Protokol Kesehatan di Rumah Sakit

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaudit sekaligus mengoreksi protokol keamanan di rumah sakit. Jokowi ingin rumah sakit menjadi tempat yang aman dari penularan Covid-19, baik bagi dokter maupun tenaga kesehatan.

“Saya minta Menkes segera melakukan audit dan koreksi mengenai protokol keamanan untuk tenaga kesehatan dan pasien di seluruh rumah sakit,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai “Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional”, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9/2020).

Menurut Kepala Negara, harus ada protokol yang membuat pasien Covid-19 di suatu rumah sakit tidak menularkan virusnya kepada pasien non-Covid-19 dan petugas kesehatan. Sebab, rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang aman dari penularan. “Bukan jadi klaster penyebaran Covid-19,” kata Jokowi.

Jokowi juga berpesan agar Menkes memastikan ketersediaan tempat tidur dan ICU di RS rujukan Covid-19 untuk kasus-kasus yang berat.

Sementara untuk kasus sedang dan ringan, pemerintah juga terus berupaya menambah fasilitas isolasi. Misalnya di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jokowi menegaskan, masih ada ruangan yang cukup untuk menampung pasien gejala ringan dan sedang.

Pemerintah juga akan segera bekerja sama dengan hotel bintang 2 dan 3 di berbagai daerah untuk menyiapkan fasilitas isolasi.

Selama pandemi Covid-19, tercatat 115 dokter di Indonesia meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit ini. PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan, angka kematian dokter di Indonesia saat ini tercatat yang tertinggi di Asia.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi mengatakan, tak semua dokter yang meninggal tersebut ditugaskan untuk menangani pasien Covid-19. Namun, mereka terpapar Covid-19 di lingkungan rumah sakit yang memang rawan.

Misalnya, ada dokter yang tertular dari pasien umum yang baru belakangan terdeteksi Covid-19. “Misalnya ada dokter ortopedi, dia menangani pasien yang dioperasi. Setelah operasi baru diketahui bahwa pasien positif,” kata Adib.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *