JAKARTA, REPORTER.ID – Pandemi Covid-19 yang terus meluas belum bisa dicegah dengan obat-obatan. Dan, hingga saat ini belum ada negara yang berhasil menemukan vaksin pencegahnya. Karenanya pendekatan relisi menjadi alternatif menghadapi pandemi ini.
Penanganan Covid-19 sudah semestinya tidak hanya mengandalkan temuan vaksin secara kedokteran dan ilmiah, namun juga perlu mengimbanginya dengan tuntutan religi dalam bentuk anjuran menjaga kesehatan.
“Dengan vaksin rohani, kita ingin membangun kesadaran pentingnya menjaga kesehatan jasmani dan rohani,” kata Ketua umum Jam’iyah Thoriqoh Mu’tabaroh Indonesia (Jatmi) KH. Muhammad Tauhid Almursyid.
Hal itu disampaikan dalam diskusi virtual dan sekaligus launching “Vaksi Rohani” yang dihadiri sejumlah nara sumber, Wakil Rois DPP Jatmi KH Hadi Khoiron, Wakil Katib DPP Jatmi KH M Yusuf, Wakil Ketua DPP Jatmi Gus Luqman Rohmatullah, Wakil Ketua DPP KH Taufik Hidayat dan Waketum Jatmi, KH Mukhlas Syarqun, Minggu (20/9/2020).
Mengingat keberadaan vaksin rohani ini, menurut KH Muhammad Tauhid, merupakan anugerah Allah SWT yang harus disyukuri dengan cara lebih mendisiplin diri dalam mengikuti protokol kesehatan, sebagaimana anjuran WHO yaitu (pola hidup bersih, pakai masker dan jaga jarak)
Juga sesuai keputusan Pleno Jatmi di PP Madani Gunungpati, Semarang perlunya Vaksin Rohani untuk ikut mengatasi pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia. “Pada 20 September 2020, kami resmi meluncurkan “vaksin rohani” produk Jatmi bersama DPW Jatmi se-Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut KH Muhammad Tauhid Almursyid menilai gagasan vaksin rohani ini dilatarbelakangi adanya wabah covid-19 yang telah membuat cemas warga dunia termasuk Indonesia.
Selama ini penanganan covid-19 lebih pada pendekatan rasional dan hingga kini belum dapat menyelesaikan secara tuntas bahkan kini berdampak ancaman resesi ekonomi,” tambahnya.
Keadaan ini tentu akan memberi tekanan mental masyarakat dan kecemasan yang terus meluas apalagi berdampak kondisi ekonomi.
Karena itu, Jatmi menawarkan formula vaksin rohani, sebagai solusi holistik agar pendemi dan ancaman resesi diatasi bahkan dapat dilewati dengan dengan baik,.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Jatmi, KH Mukhlas Syarqun menjelaskan “vaksin rohani” sesungguhnya ingin memberikan pemahaman agar dalam menghadapi pandemi ini tidak hanya menggunakan pendekatan rasional. Tapi, juga harus menggunakan pendekatan spiritual sehingga terjadi keseimbangan antara lahir dan batin.
“Vaksin Rohani perlu dijalankan dengan memaksimalkan amalan sholat dari segi syar’i dan thoriqoh. Sehingga bisa mencapai hikmah sholat secara maksimal dan selanjutnya menjadi solusi holistik untuk mengatasi wabah dan ancaman resesi,” tambahnya.
Hal itu sebagaimana penjelasan Al-Qur’an dan Sunnah nabi bahwa sholat menjadi solusi setiap problem kehidupan manusia. Bahkan dalam tinjauan sains dalam syarat rukun sholat diakui memberi dampak positif terhadap kesehatan jasmani dan rohani.
“Vaksin Rohani dengan mengamalkan dzikir dan doa khususnya doa tolak balak,” jelas mantan aktivis PP GP Ansor ini.
Menurut Mukhlas bahwa “vaksin rohani” akan mengingatkan pentingnya menggunakan pendekatan kearifan lokal yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia yang majemuk dan berbagai petuah yang telah tumbuh di lingkungan mereka.