JAKARTA, REPORTER.ID- Peringatan Hari Batik Nasional tahun 2020 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemi Covid-19, Museum Tekstil di Jl KS Tubun no.4 Jakarta Barat, salah satu museum di bawah Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, tetap merayakan Hari Batik Nasional 2 Oktober 2020 dengan masyarakat luas melalui daring (dalam jaringan).
Demikian diungkapkan Kepala Satuan Pelayanan Museum Tekstil, Ardi Hariyadi, SSn, Kamis (1/10/2020).
Menurut Ardi, menjalin kerjasama dengan Thamrin City, Museum Tekstil memberi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat menikmati keindahan Batik Indonesia melalui Virtual Tour di Galeri Batik, Museum Tekstil melalui laman Instagram UP Museum Seni.

“Berbagai macam batik koleksi Yayasan Batik Indonesia yang dipamerkan di Galeri Batik akan dikupas tuntas pada acara tersebut,” kata Ardi. Juga akan ada Live Demo membatik dengan instruktur berpengalaman dari Museum Tekstil. Tidak hanya itu, tambahnya. Untuk lebih mendekatkan Batik dan Tekstil Tradisional Indonesia lainnya, Museum Tekstil bekerjasama dengan Google Arts and Culture membuat Virtual Exhibition, Indonesian Textiles yang di dalamnya juga memuat konten edukasi terkait batik.
Pameran daring ini dapat dinikmati melalui laman https://artsandculture.google.com/partner/unit-pengelola-museum-seni atau melalui aplikasi Google Arts dan Culture pada gawai pribadi. Menurut Ardi, Seminar daring tentang Batik Peranakan juga akan digelar oleh Museum Tekstil bekerjasama dengan Yayasan Mitra Museum Jakarta yang akan diselenggarakan pada 9 Oktober 2020. Narasumber adalah Peter Lee, seorang sejarawan seni, kolektor dan juga salah satu pendiri Museum Peranakan di Singapore. Acara ini akan digelar pada platform Instagram Live UP Museum Seni.
Museum Tekstil tahun 2020 bulan Januari dikunjungi 2.970 orang wisatawan termasuk 207 wisatawan mancanegara (Wisman). Februari 3.345 orang termasuk 190 wisman, Maret sampai tgl.13 hanya 1.023 orang tanpa wiswan. Masa New Normal bulan Juni pengunjungnya 140 orang, Juli 134, Agustus 160 dan September sampai tgl 13 hanya 70 orang.
Mau Hibahkan Koleksi
Sementara itu Ir Indradjaja Dalel wakil ahli waris kolektor batik dan kain ikat nusantara Ny Eiko Kusuma Kamis petang (2/10/2020) mengatakan semasa hidupnya Ny Eiko Kusuma yang kelahiran Jepang ingin menghibahkan koleksinya kepada Museum Tekstil agar bermanfaat bagi bangsa Indonesia untuk pendidikan kelestarian batik yang sudah diakui oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Oleh karena itu pihaknya pada 12 Agustus 2020 yang lalu melakukan penjajakan ke Museum Tekstil dan Galeri Batik.
Indradjaja bersama Ghazali cucu dan juga ahli waris Ny Eiko Kusuma diterima Kepala UP Museum Seni Esti Utami didampingi Kasatlak Informasi dan Edukasi Utami, Kasatpel Museum Tekstil Ardi Hariyadi, dan Sekretaris Asosiasi Museum Indonesia (AMI) DKI Paramita Jaya Mis Ari.
Dari pertemuan itu Indradjaja mengakui Museum Tekstil tersebut cukup memiliki fasilitas yang memadai untuk memamerkan, merawat dan menyimpan koleksi batik dan kain tenun yang umurnya lebih seratus tahun.
“Kami sudah informasikan ke Bu Mis Ari bahwa sedang proses legal persetujuan dari para ahli waris ibu Eiko Kusuma, untuk hibah koleksi Batik ibu Eiko ke Museum Tekstil DKI,” kata Indradjaja. Namun mengingat suasana Covid 19 sekarang, akan memerlukan waktu untuk mendapatkan dokumen tersebut.
Eiko Adnan Kusuma Almarhumah lahir di Yokohama, Jepang, 20 Maret 1923.
Pendidikan: English Literature, Kyoto University, Japan..
Wafat di Jakarta, tanggal 8 September 2011 dalam usia 88 tahun.
Suaminya Ir. Adnan Kusuma MSc (Alm)
Lahir di Garut 17 April 1922 dengan pendidikan: Kyoto University, Japan.
Wafat di Jakarta, 20 Juni 2005 (83 th) dan dimakamkan di Garut.
1). Dr. Aisyah Kusuma (Ny Indradjaja Dalel) lahir di Kyoto, 27 Mei 1948, (72 th), tinggal di Jakarta Selatan
2). Ir. Aso Kusuma MSc. (alm.), wafat Bandung, 24 Mei 2014 (64 th)
3). Ichwan Kusuma Dipl.Ing, lahir 2 November 1952. Tinggal di Darmstadt Jerman.
4). Drh. Ida Kusuma MSc (almh.), wafat Jakarta, 6 Agustus 2019 (64 th).
Ny Eiko Kusuma (Almh) kolektor batik dan kain tenun ikat antik sejak 1960 an.
Total koleksi kain antiknya 2000-an. Sekitar 150-an koleksinya dihibah ke Museum Art and Textile Fukuoka, Japan.
Sekitar 1.500-an masih disimpan sendiri. Kain batik tulis dan ikat tertua sekitar tahun 1900-an.
“Kokeksi Batik Ibu Eiko Kusuma sering mengikuti Pameran pameran batik di Indonesia dan luar negeri seperti di Belanda, Fukuoka, Jepang dan Washington DC, USA, sekitar tahun 1990-an dan 2000-an,” tutur Indra.(pri).