JAKARTA, REPORTER. ID- Banyaknya korban meninggal dunia di Indonesia dalam pandemi corona dari Tiongkok saat ini, termasuk para profesional kesehatan, akibat dari bangsa Indonesia kehilangan ketahanan budaya. Sebab sekarang yang ada budaya abai dalam masyarakat kita.
Demikian dikatakan Prof DR Meutia Hatta Swasono pada peringatan Hari Museum Indonesia oleh Asosiasi Museum Indonesia (AMI) DKI Jakarta Paramita Jaya gsecara daring Kamis (15/10/2020).
Lebih lanjut putri Proklamator Kemerdekaan Indonesia ini mengingatkan proses budaya abai itu terjadi dua dasawarsa terakhir ini. Karena itu diharapkan kita berpikir jernih mengikat kembali persatuan hati sebagai manusia unggul dan menjadi bangsa solidaritas dengan meningkatkan disiplin dan menggunakan kecerdasan untuk berkerahanan budaya.
“Kita dapat belajar di museum menyaksikan sisa sisa sejarah dan siklus bencana,” kata Prof Meutia Hatta. Seperti Museum Kesejarahan Jakarta di sana dapat dilihat perjalanan bangsa yang dapat menyadarkan pentingnya berketahanan budaya dengan kecintaan dan kebanggaan bangsa.
Sesaat sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengemukakan hal senada. “Saya mengapresiasi AMI DKI Jakarta karena dalam pandemi Covid 19 ini museum museum di sini tetap memberikan pengalamannya kepada masyarakat, walaupun secara daring, ” ujarnya.
Menurut Gubernur Anies, museum mampu mengubah perjalanan waktu ribuan tahun menjadi ruang yang dapat dirasakan oleh pengunjungnya. Di museum kita dapat menemukan arti solidaritas.
Sementara Ketua AMI DKI Jakarta Paramita Jaya Yiyok Trio Herlambang membenarkan di tengah pandemi ini para pengelola museum, galeri maupun monumen tetap menyapa dan mengajak masyarakat atau pengunjung melalui komunikasi secara daring.
Dengan demikian kedekatan hati terhadap museum, galeri dan monumen tetap terjaga sehingga dapat dikunjungi secara virtual dari rumah.
” Apabila pandemi covid 19 telah berlalu, masyarakat dapat mengunjungi secara langsung ke museum museum,” tandas Yiyok Herlambang.
Sekretaris AMI DKI Jakarta Paramita Jaya Mis Ari menjelaskan acara ini diselenggarakan baru sekarang karena tepat Hari Museum Indonesia 12 Oktober hampir semua mengikuti acara secara nasional sampai 14 Oktober.
“Acara kali ini diikuti 140 orang peserta secara daring,” kata Mis Ari.
Di antaranya Kabid Perlindungan Kebudayaan Norviadi Setio Husodo, Kepala PKCB Linda Erliani, Kepala UP Museum Kesejarahan Jakarta Sri Kusumawati, Kepala UP Museum Kebaharian Jakarta Berkah Shadaya dan arkeolog Husnison Nizar.
Atraksi tari Kembang Lambang Sari disuguhkan okeh Pusat Pelatihan Seni Budaya DKI Jakarta dan Musikalisasi Puisi karya Taufik Ismail dibawakan Sanggar Sastra Balai Pustaka. (pri).