JAKARTA, REPORTER.ID – Lahirnya kembali Partai Masyumi yang dideklarasikan pada Sabtu, 7 November kemarin, tidak menimbulkan kekhawatiran bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Alasannya, karena segmentasi suara yang berbeda
Pendapat ini disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP, Achmad Baidowi atau Awiek, kepada wartawan di Jakarta, Senin (9/11/2020).
Awiek mengaku sangat menghormati kembalinya partai yang sempat dibubarkan di era Soekarno pada 75 tahun silam tersebut. Namun, lanjut Awiek, eksistensi Partai Masyumi akan diuji dalam Pemilu.
“Sebelum itu juga harus diuji apakah partai itu lolos persyaratan atau tidak, ketika pemilu laku atau tidak dan apakah bisa lolos parliamentary threshold atau tidak,” ujarnya.
PPP sendiri, menurut Awiek, tidak khawatir dengan keberadaan Masyumi. Sebab segmentasi suara yang berbeda.
“PPP tidak khawatir dengan itu karena kita punya segmentasi pemilih yang berbeda,” ucapnya.
Disinggung banyaknya tokoh KAMI yang masuk dalam jajaran kepengurusan Masyumi, masih menurut Awiek, KAMI adalah sebuah ormas.
“Kalau orangnya berpolitik, biasalah yang begitu-begitu kan banyak. Ya kita hormati kita hargai itu hak politik hak masing-masing tapi terkait dengan eksistensi partai kan perlu diuji dalam pemilu,” tambahnya lagi.
Dalam pandangannya, belum tentu tokoh KAMI bakal banyak berpengaruh kepada kekuatan politik partai. Karena itu kekuatan Partai Masyumi akan teruji dalam Pemilu.
“Bisa jadi orang itu hebat dalam satu bidang belum tentu dia hebat di politik kan banyak itu contohnya. Kami sih tidak terlalu ini, mereka punya hak tapi nanti batu ujinya di pemilu apakah partai laku atau tidak,” demikian Ahmad Baedowi.
Sebelumnya, Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A. Cholil Ridwan mendeklarasikan berdirinya kembali Partai Masyumi. Partai tersebut kini banyak diisi oleh anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Prosesi sakral tersebut dibacakan di Aula Masjid Furqon, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, dan disiarkan daring, Sabtu (7/11/2020) kemarin.
Berikut beberapa nama-nama yang dipilih sebagai calon Majelis Syuro PII, yakni mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abdulah Hehamahua, mantan Menteri Kehutanan (Menhut) era Presiden Soeharto MS Kaban, dan mantan ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Bachtiar Nasir.
Selain itu, ada pula nama-nama lain seperti, Ahmad Cholil Ridwan, Abdul Manan, Adnin Armas, Abbas Toha, Ahmad Yani, Alfian Tanjung, Amin Djamaluddin, Farid Ahmad Okbah, Fuad Amsyari, Gunarto Muchsin, Habib Muchsin Alatas, Jel Fathullah, Masri Sitanggang, Nur Chaniago, Ulil Amri Syafrie, dan Wan Abubakar. Nama-nama itu dibacakan sesuai urutan abjad. ***