SEMARANG, REPORTER.ID – Rais ‘Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dikukuhkan sebagai Guru Kehormatan (Doktor Honoris Causa) Unnes setelah memaparkan makalah dengan tema ‘Strategi Komunikasi Pemberdayaan Umat dan Sejarah Bangsa.’
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga Pemimpin Sufi Dunia ini mengaku tidak tahu apa sebenarnya yang melandasi Unnes mengganjarnya gelar doktor kehormatan.
“Gelar ini merupakan kehormatan bagi saya. Akan tetapi saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi Unnes memandang saya pantas mendapatkan gelar kehormatan ini. Semoga apa yang dilakukan Unnes mendapat keberkahan dan rida Allah,” kata Habib Luthfi pada pengukuhan gelar doktornya di Unnes, Semarang, Jawa Tengah, Senin, (9/11).
Habib Luthfi mengatakan sejarah kebangsaan Indonesia tidak bisa lepas dari peran Walisongo dalam menyebarkan ajaran islam. Spirit nasionalisme dan perjuangan dakwah yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu bangsa ini sangat erat dengan dakwah yang diajarkan Walisongo.
Sehingga wujud nasionalisme kebangsaan ini merupakan manifestasi dari perjuangan dakwah. Sejarah panjang perjuangan mewujudkan negeri yang darussalam tidak terlepas dari usaha-usaha pejuang zaman dahulu,” ujar Habib Luthfi.
Habib Luthfi menilai berdakwah di Indonesia dapat dilakukan dengan sepuluh strategi. Pertama, senantiasa meletakkan paradigma tauhid; kedua, mengedepankan pemahaman agama yang moderat dan inklusif; ketiga, melakukan strategi yang imperatif; keempat, strategi komunikasi efektif; kelima, melakukan strategi dakwah melalui proses pembersihan sikap dan perilaku;
Keenam, strategi dakwah melalui proses pendidikan; ketujuh, strategi dakwah dengan lebih menonjolkan gerakan kultural; kedelapan, strategi dakwah sosio-kultural; kesembilan, strategi dakwah melalui teknologi dan informasi; dan kesepuluh, strategi dakwah dengan menjunjung tinggi dan menghormati simbol-simbol negara.
“Dalam berdakwah, tidak hanya berfokus pada pembangunan spiritual jiwa manusia. Tapi juga harus mengurus pemberdayaan ekonomi umat,” jelas Habib Luthfi.
Menurut Habib Luthfi, Indonesia memiliki sistem ekonomi unik yang menjadi pembeda dari sistem sosialis dan kapitalis. Kekhasan ini bisa dilihat pada rumusan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang meneguhkan perekonomian nasional disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
“Di sinilah muncul sistem ekonomi Nusantara atau ada yang menyebut dengan istilah sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi nasional berkarakter gotong royong dan kekeluargaan,” ujarnya.
Sistem ekonomi nusantara ini memiliki semangat melakukan kerja dan menanggung resiko secara serentak, bersama-sama, tanpa memikirkan keuntungan pribadi.
“Tujuan akhir dari sistem ekonomi nusantara ini lebih mengutamakan kebahagiaan bersama. Dengan platform ini maka pasti terhindar dari egoisme dan monopoli,” tambahnya.
Atas pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada dirinya, Habib Luthfi menyampaikan rasa terima kasih kepada Unnes dan juga Pemerintah serta Bangsa dan Negara Indonesia. Menurutnya, apa yang dilakukan dan dikerjakannya selama ini tidak lebih dari kewajiban manusia sebagai makhluk ciptaan Allah dan Warga Negara Indonesia (WNI).
“Kami sampaikan terima kasih kepada civitas akademika UNNES, dan juga Pemerintah serta bangsa dan negara Indonesia. Yang kami lakukan dan kerjakan tidaklah lebih dari kewajiban makhluk ciptaan Allah dan warga negara. Ini juga hendaknya dilakukan oleh semua yang ada di negeri ini,” kata Habib Luthfi.
Hadir dalam acara penganugerahan Doctor Honoris Causa untuk Habib Luthfi, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan juga Menteri Koperasi, UKM Teten Masduki dan lain-lain.