BANDAR LAMPUNG, REPORTER.ID – Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung Nanas Subang yang diproduksi di Lampung semakin ‘go internasional’. Lampung sebagai penghasil Nanas Subang terbesar saat ini harus mendapat dukungan pemerintah agar hasil produksinya semakin lebih baik lagi.
“Kita harus dukung agar Nanas Subang di Lampung ini semakin besar lagi produksinya,” tegas LaNyalla di Bandar Lampung di sela kunjungan kerja di Provinsi Lampung, Kamis (12/11/2020).
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi nanas mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indonesia berhasil mengekspor 1,7 juta ton nanas. Kemudian meningkat pada 2018 menjadi 1,8 juta ton, dan pada tahun 2019 mencapai 2,1 juta ton.
Untuk diketahui, wilayah Lampung menjadi salah satu wilayah yang berkontribusi besar menghasilkan nanas. Sentra penghasil nanas terbesar pada 2019 adalah Lampung (699.243 ton), Jawa Timur (250.291 ton), Jawa Barat (228.600 ton). Sisanya dari Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Jambi, dan Riau.
Untuk Provinsi Lampung, daerah yang tercatat sebagai sentra penghasil nanas adalah Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Lampung Tengah. LaNyalla meminta peran serta pemerintah daerah untuk bisa meningkatkan hasil produksi tani buah nanas.
“Pemerintah daerah harus terus memberi pendampingan kepada para petani agar dapat meningkatkan volume dan kualitas produksi Nanas Subang,” kata LaNyalla.
Adapun negara yang mengeskpor nanas dari Indonesia adalah Amerika Serikat, Spanyol, China, Belanda, Singapura, Jepang, Argentina dan Jerman untuk nanas olahan (kaleng). Sementara itu negara tujuan ekspor nanas segar adalah United Arab Emirates, Jepang dan Saudi Arabia. “Nanas produksi Indonesia telah mendunia. Kita patut berbangga,” tambah LaNyalla.
Senator Jawa Timur ini pun mengapresiasi para petani Nanas Subang di Lampung yang masih bisa terus eksis di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Upaya tersebut, kata LaNyalla, bisa membantu perekonomian negara. “Dengan produksi yang besar, petani Nanas Subang dapat membangkitkan perekonomian Indonesia yang lesu dampak pandemi,” pungkasnya.