JAKARTA, REPORTER.ID – Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Muhammad Anis Matta mengatakan, pekerjaan rumah paling berat bagi umat Islam saat ini adalah semangat militansi menjadi semangat bekerja secara terus menerus, sehingga mempunyai kekuatan untuk melakukan perubahan. Karena itu, sudah waktunya bagi umat Islam ini untuk mengubah kerumunan menjadi kekuatan politik yang riil.
“Ini pekerjaan rumah paling berat sekarang ini adalah bagaimana mengubah semangat kita, militansi kita menjadi kekuatan kerja. Barulah kita punya kekuatan yang riil,” kata Anis, dalam keterangan yang diterima media, Jumat (4/12/2020).
Menurut Anis, saat ini terdapat perbedaan ijtihad dalam mewujudkan kemaslahatan. Sebab, apa yang dianggap benar saat ini, belum tentu benar besok atau lusa.
“Karena ijtihad kita hari ini ditentukan oleh situasi kita hari ini. Jadi, tantangan terbesar kita sekarang ini adalah membangun satu arus karakter baru yang terintegrasi dengan sistem politik. Sehingga kita menggabungkan antara kerja keras juga pada waktu yang sama dengan sistematika dalam bekerja,” ujarnya.
Sistematika politik Indonesia saat ini, lanjut Anis, memiliki dasar falsafah negara dan menjaga kedaulatan negara, yakni Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Platform besar tersebut telah mengayomi demokrasi, agama dan kesejahteraan, termasuk Umat Islam didalamnya sebagai mayoritas penduduk Indonesia.
“Kita yang mayoritas ini seharusnya juga memiliki kekuatan mayoritas dalam ekonomi juga kekuatan mayoritas dalam politik. Ini membutuhkan kerja yang berkesinambungan sistematis dan terus menerus, semangat sesaat itu tidak akan mengubah nasib kita,” papar mantan Presiden PKS ini.
Di sinilah, sambungnya, perlu mengubah cara berpikir, cara merasakan, dan cara bertindak umat Islam. Sebab, Indonesia ini adalah negara Islam terbesar di dunia, maka menjadi tugas bersama dalam mewujudkan Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam dan menjalankan peran sebagai salah satu kekuatan utama dunia.
“Adalah tugas kita juga berusaha sedapat mungkin untuk menggabungkan antara mayoritas kuantitas, mayoritas secara politik dan mayoritas juga secara ekonomi. Kita punya tugas sejarah yang lain, bagaimana menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam, dan pada waktu yang sama juga menjalankan peran sebagai salah satu kekuatan utama dunia,” tegas Anis.
Krisis berlarut yang melanda dunia saat ini, ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI ini, telah menyentuh dan mengubah pada sistem perpolitikan global secara drastis yang tidak didasari oleh agama. Hal ini tentunya memberikan inspirasi dan solusi hanya agama yang bisa menjadi sumber inspirasi baru.
“Itu sebabnya saya percaya bahwa Islam ini adalah masa depan, cuma diperlukan satu kekuatan yang bisa menerjemahkan nilai nilai Islam ini kedalam satu model sosial, kedalam satu model politik dan kedalam satu model ekonomi, baru orang akan melihat Islam itu secara visual,” jelasnya.
Karena itu, menurut Anis, hanya dengan cara seperti itu bisa mewujudkan wajah Islam dan menunjukkan kepada seluruh dunia.
“Inilah caranya. Inilah yang semestinya jadi takdir sejarahnya Indonesia. Dan ini memerlukan pemikiran yang mendalam semangat bekerja di dalam diam. Militansi itu harus kita terjemahkan dalam jam kerja dalam produktivitas,” pungkasnya. ***