JAKARTA – Tingginya kasus pengangguran selama pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air, menjadi perhatian politikus senior Fahri Hamzah. Pasalnya, krisis pandemi berbulan-bulan ini menyebabkan jumlah angka keluarga miskin bertambah.
“Hal yang paling ditunggu pengangguran baru adalah uang tunai,” sebut Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia ini melalui keterangan, Jumat (18/12/2020).
Fahri menjelaskan, uang tunai ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok, terutama makan dan kesehatan sehari-hari. Menurutnya, bantuan sosial (bansos) adalah solusi dan kebijakan jangka pendek yang harus segera direalisasikan.
“Krisis Covid-19 ini akan menyebabkan rentan miskin akan jatuh miskin. Andai saja 3/4 dari jumlah tersebut jatuh miskin (50.25 juta orang miskin baru),” katanya.
Seiring bertambahnya jumlah masyarakat rentan miskin, mantan Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Periode 2014-2019 itu pun mendorong pemerintah untuk menambah alokasi bansos selama pandemi.
“Berarti pemerintah harus menambah alokasi bansos paling tidak sebanyak 50.25 juta x Rp 300.000,- x 4 bulan yaitu 60.3 T,” tambah Fahri.
Sementara, apabila menggunakan data Penerima Bantuan Iuran (PBI BPJS Kesehatan) yang jumlahnya 96.5 juta orang (per desember 2019), maka angkanya menjadi 115.8 T (96.5 x 300.000 x 4).
“Jadi, dana bansos yang harus dikeluarkan berkisar antara 90.3 T-133.5 T, tergantung data mana yang dipakai,” pungkas Fahri Hamzah. ***