Sosok Kapolri Mendatang Harus Lebih Persuasif dan Merangkul Semua Faksi

oleh
oleh
Praktisi hukum Universitas Al Azhar Indonesia, Suparji Ahmad.

JAKARTA, REPORTER.ID – Pergantian calon Kapolri pengganti Jenderal Polisi Idham Azis tinggal menunggu waktu, itu pun jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memperpanjang masa jabatannya. Namun, Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi Polri (Wanjakti) dikabarkan sudah menentukan 10 nama Komjen sebagai calon Kapolri.

Soal siapa yang pantas untuk menggantikan Jenderal Idham Azis, praktisi hukum Universitas Al Azhar Indonesia, Suparji Ahmad sebagaimana dikutip media, Selasa (29/12/2020) menilai, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Boy Rafli Amar dinilai sosok pas.

Alasannya, menurut Suparji, karena keduanya, bisa merangkul semua faksi, dari sisi angkatan juga tidak mengalami loncatan.

“Boy Rafli dan Wakapolri relatif lebih layak, setidaknya dari angkatan terjadi tidak loncat. Resistensi di internal Polri juga dapat dicegah,” katanya.

Ia berpendapat, seharusnya sosok Kapolri mendatang itu adalah sosok yang lebih persuasif. Selain itu, Polri butuh sosok yang dalam menegakkan hukum secara adil dan tidak menimbulkan kontroversi.

“Kapolri yang akan datang hendaknya lebih persuasif dan menegakkan hukum yang berkeadilan secara restoratif. Kontroversi dalam penegakan hukum harus dicegah,” ujarnya.

Untuk itu, Suparji meminta Korps Bhayangkara dalam menentukan calon yang akan di bawa ke meja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memperhatikan rekam jejak calon orang nomor satu di Korps Bhayangkara.

“Bahkan, dalam situasi sulit akibat pandemi Covid-19 seperti saat ini, Kapolri yang baru harus netral dan senantiasa mengedepankan hukum dan aturan dalam bertindak. Mengedapankan hukum dan aturan dalam bertindak serta obyektif dan profesional dalam mengatasi masalah,” tandas Suparji.

Diketahui, ada tiga nama sudah beredar di sejumlah kalangan. Ketiganya merupakan perwira tinggi berpangkat bintang tiga. Mereka adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar.

Boy Rafli Amar selain pernah menjabat Kapolda Banten, juga pernah menjadi Kapolda Papua pada 2017 hingga 2018. Boy juga saat ini menduduki jabatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Sosok kedua adalah Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, yang dilantik menjadi Wakapolri sejak Desember 2019. Sebelumnya, Gatot Eddy Pramono menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

Gatot Eddy Pramono lahir di Solok, Sumatra Barat, pada tanggal 28 Juni 1965. Lulusan Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse.

Selain itu, ia juga pernah menduduki posisi Direktur Reskrimum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya di tahun 2011 dan Analis Kebijakan Madya Bidang Pidana Umum Bareskrim Polri pada 2012.

Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Gatot bertugas sebagai Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017), serta Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri (2018).

Dan sosok ketiga adalah Komjen Agus Andrianto, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri. Agus merupakan lulusan akademi polisi 1989 dan merupakan orang pertama jabat bintang tiga di angkatannya.

Agus diketahui berpengalaman dalam bidang reserse, sebelum jadi Kabaharkam ia menjabat Kapolda Sumut menggantikan Komjen Firli Bahuri, yang menjadi Ketua KPK.

Salah satu karier yang terbilang fenomenal adalah saat dia harus menyidik kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Saat itu, Agus menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri pada 2016. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *