JAKARTA, REPORTER.ID – Pemerhati dan pelaku pariwisata Ir Sanggam Hutapea mengapresiasi kekonsistenan Pemerintah Pusat membangun proyek jalan tol untuk memperpendek jarak tempuh menuju kawasan wisata Danau Toba. Sanggam melihat dan mengamati proyek-proyek tersebut dibangun untuk mengembangkan pariwisata Danau Toba sebagai wisata kelas dunia.
“Salah satu bentuk kekonsistenan Pemerintah Pusat yakni penyelesaian jalan tol Tebing Tinggi-Serbelawan, yang akan mempercepat waktu tempuh Parapat-Kualanamu,” sebut Sanggam saat diwawancarai wartawan, Minggu (14/2/2021), terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Manko Marvest), Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut akses jalan tol Tebing Tinggi-Serbelawan akan dibuka Desember 2021.
Menyongsong dibukannya jalan tol Tebing Tinggi-Serbelawan, Sanggam mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) di kawasan Danau Toba untuk lebih fokus dan serius membenahi, mengembangkan kawasan Danau Toba sebagai wisata kelas dunia.
Harus ada perubahan yang singnifikan dan tidak lagi hanya mengandalkan keindahan alam Danau Toba, sehingga wisatawan bisa betah dan tidak bosan hanya menikmati keindahan alam Danau Toba .
“Beroperasinya nanti tol Tebing Tinggi-Serbelawan kita harapkan bukan hanya sekedar memperpendek jarak menuju Danau Toba, tetapi harus menjadi momentum pengembangan dan pembenahan kawasan pariwisata Danau Toba,” tandasnya.
Pengembangan dan pembenahan kawasan pariwisata Danau Toba, kata Sanggam Hutapea, harus menjadi skala prioritas para kepala daerah guna mampu menyungguhkan berbagai event yang bisa membunuh rasa bosan wisatawan terutama saat malam hari. Produk budaya, baik berupa tari-tarian, musik tradisional, maupun pameran busana tradisional mutlak dibutuhkan, sebagai salah satu solusi membuat wisatawan tidak bosan, dan itu adalah tugas masing masing Pemda di kawasan itu
“Produk-produk wisata seperti acara-acara budaya harus dikemas dengan baik dan profesional dan digelar secara rutin dan teratur, baik siang maupun malam hari,” tukas Sanggam Hutapea,
Menggali potensi-pontesi di kawasan Danau Toba, menurut pebisnis yang berhasil di Jakarta ini, para kepala daerah di kawasan Danau Toba harus menghilangkan ego sektoral masing-masing daerah dan berkomitmen mendukung penuh pemerintah pusat membangun Danau Toba.
Sanggam menegaskan pengembangan kawasan Danau Toba sebagai wisata kelas dunia, bukan sepenuhnya tanggungjawab Pemerintah Pusat tetapi para bupati di delapan kabupaten yakni Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hansudutan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Simalungun juga harus proaktif.
“Karenanya para kepala daerah di kawasan Danau Toba perlu duduk bersama untuk menyatukan visi pembangunan wilayah kawasan Danau Toba dan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup. Misalnya para kepala daerah membangun masing-masing satu tempat kuliner di tepi pantai Danau Toba untuk tempat wisatawan makan siang dan malam sembari menikmati panorama Danau Toba, seperti kawasan Jimbaran di Bali,” sebut dia.
Membangun kawasan seperti ini, menurut Sanggam bisa saja dimiliki dan disiapkan Pemda untuk kemudian disewakan khusus kepada investor yang ingin membuka restaurant restaurant. Disamping itu, Pemda di kawasan ini juga mempunyai tanggungjawab untuk mempersiapkan mental seluruh masyarakat agar bersama-sama merasa memiliki tanggung jawab.
“Saya pikir, jika para kepala daerah serius dan fokus membenahi dan membangun kawasan Danau Toba, maka waktu yang ada hingga beroperasinya jalan tol pada Desember 2021, masih cukup waktu menghadirkan kawasan kawasan pendukung wisata, serta memotivasi masyarakat untuk mengembangkan dan mengkemas berbagai kegiatan budaya yang akan disungguhkan kepada wisatawan, khususnya di malam hari guna membunuh rasa bosan,” tuturnya.
Pemda di kawasan ini juga diminta Sanggam merangkul para pengerajin lokal untuk menghasilkan barang barang souvenir, dan yang tak kalah penting tentu meningkatkan sadar wisata dikalangan masyarakat sehingga mempunyai rasa memiliki dan menjaga Danau Toba sebagai kawasan pariwisata.
“Saya berharap agar keberadaan jalan tol bukan hanya memperpendek jarak tempuh ke Danau Toba, tetapi harus memberikan multi efek bagi pariwisata Danau Toba dan perekonomian di Sumatra Utara yang pada akhirnya memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” demikian Sanggam Hutapea. ***