JAKARTA, REPORTER.ID- Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur (Kasudin LH Jaktim) Herwansyah, SKM, Kamis (25/3/2021) meninjau gubuk larva lalat tentara hitam atau lalat BSF (Black Soldier Flies) milik Letkol (Purn) TNI Suwardi, Ketua RW 06 Cakung Barat, Kompleks TNI Palad Jakarta Timur.
Dari peninjauan tersebut terbukti dengan peternakan lalat BSF itu selain mampu me-reduce atau mengurangi sampah organik sampai 40%, juga menghasilkan maggot untuk pakan ternak yang memiliki nilai jual.Karena itu Kasudin LH Herwansyah mengharapkan agar tiap RW ada 4 peternakan lalat tentara hitam penghasil maggot seperti itu.
“Sekarang ini baru ada 83 peternakan lalat BSF di Jakarta Timur,” kata Herwansyah. Diungkapkan di seluruh Jakarta Timur ada 710 RW. Dengan demikian bila tiap RW harus ada 4 peternakan lalat penghasil maggot maka seluruh Jakarta Timur akan ada 2.840 lokasi peternakan lalat BSF.
Dengan demikian akan ada kegiatan yang bernilai ekonomi sakaligus mampu mengurangi sampah dan menyerap tenaga kerja. Apa lagi bila ada bank sampah di tiap RW yang dapat mendaur ulang sampah non organik, maka masalah sampah lebih teratasi dengan menghasilkan manfaat.
“Saya betul betul mengapresiasi Gubuk Larva ini karena dikelola anak anak muda,” kata Kasudin Lingkungan Hidup Jaktim tersebut.
Hadir saat itu selain Akbarreza Saiditiansyah sebagai pengelola Gubuk Larva tersebut, juga beberapa pemuda Karang Taruna Kelurahan Cakung antara lain Yanuar, Nyoman dkk dengan Ketuanya Rizki.
Wakil dari CSR United Tracktor Tbk, Rohman Alif Wibisono juga hadir sebagai partner RW 06 dan RW 10 Cakung Barat dan RW 04 Rawa Terate.
Akbarreza selaku pengelola Gubuk Larva menuturkan, setelah berjalan 6 bulan sekarang terasa kebutuhannya gerobak motor untuk mengambil sampah dan mesin pencacah sampah organik.
Diakuinya para anggota Karang Taruna Cakung Barat banyak yang berminat dan terlibat dalam kegiatan lingkungan hidup tersebut.
Pada kesempatan itu Kasudin meminta Yuli Susanti pengawas Lingkungan Hidup Satpel Kecamatan Cakung untuk mencatat perkembangan budidaya maggot untuk mereduce sampah dan masalahnya.
Sementara Ketua RW 06 Cakung Barat, Letkol (Purn) TNI Suwardi mengajak RW RW yang lain membuat kegiatan serupa untuk mengurangi masalah sampah.
“Dengan Gubuk Larva ini selain menghasilkan maggot yang dapat dijual untuk pakan ternak dan ikan, juga berhasil mengurangi sampah organik 30 sampai 40 persen,” kata Suwardi.
Sebagai Ketua PEPABRI Anak Cabang Cakung iapun menghimbau agar para purnawirawan ABRI juga mau menggeluti bisnis yang multiguna tersebut.
“Dengan maggot lalat BSF ini kami juga menghasilkan kompos untuk pupuk tanaman,” kata Suwardi.
Ia membuat budidaya lalat tentara hitam ini sejak 6 bulan lalu memenuhi Pergub DKI No. 77/2020.
Pertamakali katanya produk maggot sekitar 150 -300 kg per minggu. Namun diharapkan dapat ditingkatkan lagi menjadi 100 kg/hari bahkan 200 kg/hari.
Harga jual maggot Rp 7.000,- sampai Rp 8.000,- per kg. (PRI).
Kasudin Lingkungan Hidup Jaktim Tinjau Gubuk Larva di RW 06 Cakung Barat, Harapkan Ada 2.800 Budidaya Maggot
