Hasil Tes Lab Balai Konservasi Borobudur, 11 Golok Cakung Dibuat Pada Abad 11 – 17

oleh
oleh

JAKARTA, REPORTER.ID- Hasil tes Laboratorium Balai Konservasi Borobudur di Magelang pada 17 -19 Maret 2021 yang lalu ternyata 11 Golok Cakung milik beberapa warga Jakarta Timur diperkirakan dibuat pada abad 11 sampai 17.
Demikian dikatakan Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur, H Hasanuddin ketika dihubungi Reporter.id, melalui handphonenya Selasa (30/3/2021).
“Betul bahan golok golok tersebut mengandung batu meteor. Sekarang sedang dirapatkan di Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta,” kata Hasanuddin.
Temuan itu telah dilaporkan kepada Walikota Jakarta Timur M Anwar dan Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarra Iwan Hendry Wardhana.
Sementara itu Surya Atmadja atau Suhu Djadja seorang pemilik Golok Cakung membenarkan informasi hasil penelitian di Laboratorium Balai Konservasi Borobudur Magelang telah disampaikan sendiri oleh Kepala Sudin Kebudayaan Jakarta Timur di Padepokan Toemaritis, di Desa Setia Mulya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Sabtu (27/3/2021).
“Waktu itu ada pertemuan pembahasan tetang Golok Chakung dan Beladiri Silat Chakung dan sejarahnya. Alhamdulillah Bapak Kasudin Kebudayaan Jakarta Timur berkenan hadir,” kata Suhu Djadja yang juga pendiri Sanggar Betawi Cakung (Becak) itu.
Menurut Surya Atmadja hasil pertemuan yang dihadiri lebih 30 orang tersebut banyak berita positif.
Pada kesempatan itu Kasudin Kebudayaan menyatakan hasil penelitian di Laboratorium Balai Konservasi Borobudur membuktikan hampir semua golok Cakung mengandung unsur meteoroid.
“Yang terpenting adalah tentang usia Golok Chakung tersebut agar bisa dijadikan benda bersejarah yang akan diajukan ke tingkat Unesco sebagai Golok tertua dan bersajarah,” kata Surya Atmadja.
Dari beberapa golok chakung yang dibawa ke balai konservasi purbakala Borobudur di Magelang ternyata
Golok Chakung milik Suhu Djadjalah yang umurnya paling tua.
“Dinyatakan usianya mencapai 900 tahunan,” kata Surya Atmadja.
Pada kesempatan itu
Kasudin Kebudayaan Jakarta Timur juga akan mengangkat kembali keberadaan silat Chakung yang hampir punah karena pemiliknya hanya tinggal satu orang yaitu Suhu Djadja sebagai pewaris tunggal.
Diharapkan pula agar organisasi Arkeologi Cakti atau Arca segera dibentuk kepengurusannya dan dapat melakukan penjadwalan pertemuan rutin tiap bulan.
Yang hadir pada pertemuan tersebut terdiri dari para pengamat sejarah, budayawan dan seniman serta arkeolog serta Komumitas Pelestari Benda Pusaka.
Hadir pula Kyai idrus, seorang ulama pimpinan Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslim Idonesia) Cabang Kabupaten Bekasi dan beberapa orang santrinya serta Yusron Jainuri dari Bamus Betawi.
Ketua Sanggar Becak Rusli Rawin yang ikut bersama Kasudin Kebudayaan Jakarta Timur dan Kasi Pelindungan Nasikhi ke Borobudur Magelang menyatakan lega setelah tahu hasilnya positif.
Dalam pertemuan tersebut Suhu Djadja dari Sanggar Becak memberikan cinderamata Golok Ciomas yang asli kepada Kasudin Hasanuddin.(PRI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *