Untuk Haji, Vaksin Sinovac akan Dapat EUL WHO pada Minggu II Juni 2021

oleh

JAKARTA,REPORTER.ID – Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir menegaskan jika vaksin Sinovac akan mendapatkan Emergency Use Listing (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu kedua Juni 2021 mendatang. Diharapkan vaksin sinovac tidak ada masalah bagi calon jemaah haji Indonesia yang mau berangkat haji ke Arab Saudi.

“Mei ini sudah diajukan untuk peninjauan terhadap dua jenis vaksin Corona dari China, yaitu buatan Sinopharm dan Sinovac. Untuk Sinovac akan keluar pada Minggu kedua Juni 2021, dan selanjutnya Sinopharm,” demikian Honesti Basyir saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
Komisi VI DPR RI. Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Arya Bima itu hadir Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo, dan Direktur Utama PT Indonesia Tbk, dan lain-lain untuk membahas tindak lanjut penjelasan kasus pemalsuan antigen di Bandara Kualanamo Sumut, proses pembuatan vaksin; dan lain-lain.

Namun demikian lanjut Honesti, untuk mendapatkan EUL WHO tersebut juga diperlukan diplomasi kedua negara. Dan, itu sudah dilakukan oleh Menlu RI Ibu Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan pemerintah China sendiri. “Saya optimis pada minggu kedua Juni 2021 nanti EUL itu akan dikeluarkan oleh WHO,” ujarnya.

Menurut Honesti, kebijakan Arab Saudi sendiri dikeluarkan dalam sebulan terakhir ini, sehingga pemerintah Indonesia bertindak untuk memutuskan pembelian vaksin apa saja untuk menyelamatkan warga negaranya. “Pada awal pandemi covid19, semua berharap cepat ada vaksin,” tambah Honesti.

Sejauh ini baru ada tiga jenis vaksin Corona yang memiliki status EUL, yaitu vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan terbaru Johnson & Johnson. Alhasil, Arab Saudi baru memgakui vaksin dari Eropa dan Amerika. “Apakah terjadi perang dagang dan politik antara Amerika dan China, saya tidak tahu,” ungkapnya.

Sementata itu memgenai vaksin gotong royong dilalukan oleh korporasi BUMN dan perusahaan swasta. Dimana para karyawan yang langsgung berhadapan dengan banyak orang, nasabah dan sebagainya tentu mendapat prioritas dan itu dibolehkan oleh UU.

Untuk vaksin yang ditargetkan produksi 25 juta per bulan, untuk bulan Juni ini kata Honesti, Bio Farma mendapatkan 16 juta bahan Sinovac dan Sinopham. Ke depan tentu akan terus ditingkatkan agar target vaksinasi seperti diperintahkan Presiden Jokowi akan memenuhi target vaksin bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sedangkan untuk vaksin merah putih prosesnya masih panjang, dan kemungkinan akan mendapatkan EUL dan lolos uji klinis dari BPOM pada tahun 2022 mendatang.

Khusus terkait swab Antigen palsu di Bamdara Kualanamo Sumatra Utata, menurut Honesti murni dilakukan oknum dokter dan pegawai di sana dengan sanksi pemecatan. “Tinggal meningkatkan pemgawasan karena sistemnya sudah terintegrasi dan tidak bisa diplasukan,” jelasnya.

Karena itu kalangan DPR meminta agar vaksin gotong royong maupun vaksinasi pada masyarakat tidak dilakukan dengan unsur bisnis, karena kondisi ekonomi sedang sulit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *