Bertemu Dubes Arab Saudi, Ini Kata Yenny Wahid Soal Ibadah Haji Tahun Ini

oleh

JAKARTA,REPORTER.ID – Beberapa hari yang lalu Direktur Eksekutif Wahid Foundation Hj. Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid mendapat undangan makan malam di rumah dinas Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, YM Esam AtThagafi. Dalam acara itu, keduanya membicarakan banyak hal. Salah satunya tentang pelaksanaan ibadah haji tahun ini.

“Dubes Esam mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi memang belum membuat keputusan resmi soal kuota haji untuk warga Non Saudi. Termasuk untuk jamaah Indonesia. Walaupun beliau sempat menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara prioritas mengingat baiknya hubungan antara dua negara,” demikian Yenny Wahid, Jumat (4/6/2021).

Namun Indonesia sendiri tidak masuk dalam daftar 11 negara yang diperbolehkan masuk ke Arab Saudi saat ini, untuk urusan bisnis dan turisme. “Memang pernah ada kasus jemaah umroh asal Indonesia yang ternyata ketahuan terpapar covid-19 ketika berada di Arab Saudi. Menteri Haji waktu itu, Dr. Saleh Benten sempat protes kecil pada
Esam soal ini,” kata Yenny.

Menurut Yenny, Arab Saudi sendiri memang tampaknya sangat berhati-hati dalam membuat kebijakan pelaksanaan haji di tengah pandemi ini. Sehingga kuota jamaah dibatasi sangat ketat, jamaah usia rentan diatas 60 tahun mungkin tidak diizinkan masuk, ritual haji pun dibatasi hanya 100 orang per kegiatan, yang memastikan akan mengakibatkan terjadinya antrian panjang.

Lalu semua kegiatan harus mendaftar lewat aplikasi online Tawakalna. Dan para jemaah harus “rebutan slot” untuk bisa masuk ke mesjid untuk sholat pada waktu-waktu tertentu agar tidak terjadi kerumunan massa. “Belum lagi, ritual beribadah juga dibatasi ketat, susah bagi kita berlama-lama dzikir sesudah sholat di masjidil haram, karena petugas akan langsung meminta kita bangun karena lantai akan dipel,” kata Yenny lagi.

Itu artinya lanjut Yenny, haji tahun ini mungkin tidak senyaman berhaji di waktu normal. “Jadi, ketika pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak ada pelaksanaan haji tahun ini, saya bisa memahami. Semoga Allah memberi umur panjang agar bisa berhaji ketika pandemi sudah berhasil diatasi. Amin,” tutur putri Gus Dur itu.

Sebelumnya Pemerintah memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji pada penyelenggaraan Ibadah Haji 1442 H/2021.
Pembatalan ini dilakukan setelah belum adanya kepastian haji dari pemerintah Arab Saudi.

Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama No 660/2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Haji dan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1442 H/2021 M.
“Menetapkan pembatalan keberangkatan jemaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442 H/2021 M bagi Warga Negara Indonesia yang menggunakan kuota haji indonesia dan kuota haji lainnya,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Kamis (3/6/2021).

Menag menuturkan, bahwa pemerintah menimbang sejumlah hal dalam penetapan haji tahun ini. Beberapa di antaranya belum adanya kepastian yang disampaikan oleh pemerintah Arab Saudi terhadap Indonesia.
Kemudian, pandemi Covid-19 di hampir seluruh dunia menjadi pertimbangan pembatalan keberangkatan haji tahun ini.

“Pemerintah Arab Saudi belum membuka akses layanan penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M dan pemerintah idnesia membutuhkan ketersediaan waktu yang cukup untuk melakukan persiapan pelayanan bagi jemaah haji,” ungkapnya.

– Beberapa hari yang lalu Direktur Eksekutif Wahid Foundation Hj. Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid mendapat undangan makan malam di rumah dinas Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, YM Esam AtThagafi. Dalam acara itu, keduanya membicarakan banyak hal. Salah satunya tentang pelaksanaan ibadah haji tahun ini.

“Dubes Esam mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi memang belum membuat keputusan resmi soal kuota haji untuk warga Non Saudi. Termasuk untuk jamaah Indonesia. Walaupun beliau sempat menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara prioritas mengingat baiknya hubungan antara dua negara,” demikian Yenny Wahid, Jumat (4/6/2021).

Namun Indonesia sendiri tidak masuk dalam daftar 11 negara yang diperbolehkan masuk ke Arab Saudi saat ini, untuk urusan bisnis dan turisme. “Memang pernah ada kasus jemaah umroh asal Indonesia yang ternyata ketahuan terpapar covid-19 ketika berada di Arab Saudi. Menteri Haji waktu itu, Dr. Saleh Benten sempat protes kecil pada
Esam soal ini,” kata Yenny.

Menurut Yenny, Arab Saudi sendiri memang tampaknya sangat berhati-hati dalam membuat kebijakan pelaksanaan haji di tengah pandemi ini. Sehingga kuota jamaah dibatasi sangat ketat, jamaah usia rentan diatas 60 tahun mungkin tidak diizinkan masuk, ritual haji pun dibatasi hanya 100 orang per kegiatan, yang memastikan akan mengakibatkan terjadinya antrian panjang.

Lalu semua kegiatan harus mendaftar lewat aplikasi online Tawakalna. Dan para jemaah harus “rebutan slot” untuk bisa masuk ke mesjid untuk sholat pada waktu-waktu tertentu agar tidak terjadi kerumunan massa. “Belum lagi, ritual beribadah juga dibatasi ketat, susah bagi kita berlama-lama dzikir sesudah sholat di masjidil haram, karena petugas akan langsung meminta kita bangun karena lantai akan dipel,” kata Yenny lagi.

Itu artinya lanjut Yenny, haji tahun ini mungkin tidak senyaman berhaji di waktu normal. “Jadi, ketika pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak ada pelaksanaan haji tahun ini, saya bisa memahami. Semoga Allah memberi umur panjang agar bisa berhaji ketika pandemi sudah berhasil diatasi. Amin,” tutur putri Gus Dur itu.

Sebelumnya Pemerintah memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji pada penyelenggaraan Ibadah Haji 1442 H/2021.
Pembatalan ini dilakukan setelah belum adanya kepastian haji dari pemerintah Arab Saudi.

Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama No 660/2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Haji dan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1442 H/2021 M.
“Menetapkan pembatalan keberangkatan jemaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442 H/2021 M bagi Warga Negara Indonesia yang menggunakan kuota haji indonesia dan kuota haji lainnya,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Kamis (3/6/2021).

Menag menuturkan, bahwa pemerintah menimbang sejumlah hal dalam penetapan haji tahun ini. Beberapa di antaranya belum adanya kepastian yang disampaikan oleh pemerintah Arab Saudi terhadap Indonesia.
Kemudian, pandemi Covid-19 di hampir seluruh dunia menjadi pertimbangan pembatalan keberangkatan haji tahun ini.

“Pemerintah Arab Saudi belum membuka akses layanan penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M dan pemerintah idnesia membutuhkan ketersediaan waktu yang cukup untuk melakukan persiapan pelayanan bagi jemaah haji,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *