JAKARTA, REPORTER.ID– Sudah banyak panitia qurban tahun 2021 ini yang mendaftar ke RPH Dharma Jaya untuk memotongkan sapinya, termasuk seekor sapi dari Presiden untuk dibagikan melalui masjid Seretariat Negara. Secara total panitia qurban itu telah membeli 122 ekor sapi dari PD Dharma Jaya.
Demikian diungkapkan Direktur Utama PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman kepada Reporter.id, di Cakung Jakarta Timur, Kamis (15/7/2021).
“Sampai hari ini yang sudah pasti dan telah dibayar 122 ekor sapi,” kata Raditya. Namun diharapkan jumlah itu ke depannya akan bertambah lagi mengingat adanya anjuran memotong hewan qurban di RPH agar menghindari kerumunan dalam pandemi. Anjuran itu juga dituangkan dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta no.43/2021.
Mengenai kapasitas potong RPH Cakung milik Dharma Jaya ini Raditya menjelaskan, secara rutin di luar qurban (sampai karkas) 100 ekor sapi/jam.
Sedangkan untuk pemotongan hewan qurban sampai cacah/pemaketan kapasitas potong 50 ekor sapi/hari.
Sementara untuk pemotongan hewan qurban sampai karkas (4 bagian) kapasitas potongnya bisa mencapai 100 ekor/hari.
“Tahun 2020 yang lalu PD Dharma Jaya memotong hewan qurban 404 ekor sapi,” tambah Raditya.
Menurut Pak Dirut ini jumlah tersebut dipotong di RPH-R Dharma Jaya Cakung dan Pulogadung.
Sebagai Perusahaan Daerah yang berpengalaman di bidang pangan hewani, hampir tiap tahun pihaknya juga menyediakan sapi qurban yang berkualitas.
“Untuk tahun 2021 ini RPH Dharna Jaya menyediakan stok sapi qurban 600 ekor,” tambahnya.
Dikatakannya, limbah RPH Cakung dan kandang perawatan sapi di tempat itu dimanfaatkan untuk pupuk kompos dan media tanam.
Sementara Keren Margaret Vicer selaku Sekretaris Perusahaan dan Humas PD Dharma Jaya ketika ditanya jenis apa dan berapa berat sapi bantuan Presiden, ia mengatakan terus terang, belum tahu.
Namun dari pengamatan, sapi qurban dari Presiden biasanya jenis sapi limousine yang cukup besar.
Sehubungan dengan diberlakukannya PPPM Darurat di Jakarta sejak 3 Juli 2021, Keren mengakui penjualan daging PD Dharma Jaya melalui online naik 35% dari semula. Hal itu sudah dijelaskan Dirut Dharma Jaya Raditya 14 Juli kemarin.
“Hal ini mungkin dikarenakan adanya pembatasan mobilitas di Jakarta mengingat situasi pandemi saat ini. Memenuhi kebutuhan sehari-hari, lebih mudah dan cepat melalui marketplace, tinggal klik dan bayar, pesanan akan di sampai di rumah,” kata Dirut Dharma Jaya Raditya sebagaimana dikutip Keren. (PRI)