JAKARTA, REPORTER.ID- Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta (Disbud DKI) melalui Unit Pengelola Museum Seni Jakarta bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) mengadakan Pameran Batik bertema “Mengungkap Makna Simbolik Motif Batik di Era Pandemi” dalam rangka peringatan Hari Batik Nasional ke 12 di Museum Tekstil, Jakarta Barat mulai tanggal 2 sampai 30 Oktober 2021.
Pameran dibuka oleh Ketua Umum YBI Ny Yanti Erlangga dengan kata pengarahan dari Ibu Negara, Hj Iriana Joko Widodo.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum YBI memberikan penghargaan secara simbolik kepada 30 perajin senior batik dari Sumatra, Jawa dan Madura serta menyerahkan puluhan bibit pohon pewarna alami untuk Museum Tekstil kepada Kepala UP Museum Seni, Sri Kusumawati.
Dalam sambutannya Ibu Negara mengingatkan, batik Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia tak benda itu memang sangat istimewa karena kandungan filosofinya.
Batik menurut Hj Iriana telah lama menciptakan lapangan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Karena itu harus terus dikembangkan dengan inovasi baru agar tetap digemari terutama bagi generasi muda.
“Batik itu identitas kita, wajah kita, wajah Indonesia,” kata Iriana Joko Widodo.
Sementara Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mendukung adanya workshop batik dan berbagai upaya dalam menggairahkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat batik akibat pandemi.
Sedang Ketua Dekranasda Provinsi DKI Jakarta Ny Fery Farhati menilai motif ikon daerah juga telah berkembang dalam kerajinan batik di DKI Jakarta.
“Batik dengan motif bunga tapak dara dan penari blantek serta gedung gedung tinggi terlihat sudah cocok dipakai untuk keseharian,” kata isteri Gubernur DKI Jakarta ini.
Sedang Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya pelestarian budaya yang harus tetap dipertahankan.
Dalam pameran tersebut dipamerkan sekitar 100 lembar batik dengan motif Tambal, Udan Liris, dan Gringsing dari koleksi Museum Tekstil, Yayasan Batik Indonesia, dan kolektor batik Indonesia.
Kurator pameran tersebut Didi Budihardjo ketika memandu Ketua Panitia Pameran Ny Liza Mustafa, Ny Yanti Erlangga bersama para tamu menjelaskan, motif-motif batik yang dipamerkan memiliki filosofi mendalam terkait kehidupan manusia, termasuk di saat ada kemalangan atau kesusahan, seperti kondisi pandemi saat ini.
Pameran ini juga disemarakkan dengan beberapa acara di antaranya tanggal 2-28 Oktober diadakan lomba cipta kreasi batik motif Tambal, Udan Liris dan Gringring.
Tanggal 6, 14 dan 27 Oktober diramaikan dengan workshop membatik yang diikuti siswa-siswi SMK dan Komunitas Wastra di DKI Jakarta. Dan pada tanggal 8, 13, 15, 22, 28 dan 30 Oktober ada kegiatan Webinar terkait Batik Indonesia.
Kepala UP Museum Seni Sri Kusumawati ketika dihubungi Reporter.id menjelaskan, puluhan tanaman pewarna alami dari YBI baru sebagian yang telah ditanam di halaman Museum Tekstil. “Belum semua,” ujarnya.
Sementara 30 perajin yang menerima plaket dan penghargaan pada umumnya sudah menggeluti bidangnya minimal 40 tahun “Usianya antara 71 sampai 92 tahun. Datanya tidak hafal,” kata Sri Kusumawati.
Namun ia mengirimkan daftar 30 orang perajin batik lanjut usia penerima penghargaan sertifikat dan uang total Rp 150 juta. Bila dihitung seorang menerima Rp 5 juta.
Di antaranya yang paling tua Kulsum (92) pecanting tulis dari Banyuwangi (Jatim), Sofiyah (91) pecanting tulis dari Bantul (DIY), Asiah (86), pecanting tulis halus khas Jambi dari Olak Kemang, Jambi, Endom (74) tukang cap batik dari Tasikmalaya, Suparti (79) dari Pamekasan, Madura, mBah Samikem (80) dari Sukoharjo, Jateng dan Hafidah (86) dari Tanjung Bumi, Jawa Timur.
Pameran batik kali ini mendapat dukungan melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) dan BOP (Bantuan Operasional Penyelenggaraan) Museum dan Taman Budaya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.\ Di luar itu beberapa komunitas pecinta batik di beberapa kota dan daerah merayakan Hari Batik Nasional dengan berbagai kegiatan seperti fashion show.
Komunitas Yoga Sastra BKT di Jakarta Timur juga mengadakan acara cinta batik sambil berpuisi. “Kami juga merayakan Hari Batik Nasional ke 12 di BKT,” kata Aryani dari Kecamatan Cakung yang memiliki pembatikan Beranda Batik tersebut. (PRI).