JAKARTA, REPORTER.ID – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid (Gus Jazil) mengajak para dai muda ahli Alquran untuk memanfaatkan berbagai platform media sosial (medsos) dan teknologi informasi lainnya sebagai media untuk berdakwah.
Menurutnya, dakwah harus dilakukan dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Adanya berbagai platform medsos saat ini seperti YouTube, Facebook, Instagram, Twitter dan berbagai platform lainnya memiliki banyak keunggulan. Antara lain kecepatan dan jangkauan yang tidak terbatas sehingga syiar Islam yang dilakukan bisa lebih masif.
Gus Jazil khawatir jika mereka yang berdakwah di medsos bukan benar-benar yang memiliki kemampuan agama yang memadahi, justru materi dakwah yang disampaikan tidak tepat, tidak sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena itu, para ahli Alquran diimbau memanfaatkan medsos untuk berdakwah.
”Adik-adik saya dari Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta, para juara MTQ, para ahli Alquran ini bisa mengemas ide dakwahnya selaras dengan media sosial yang ada. Ini penting untuk mengisi ruang anak muda yang haus ilmu agama dan Alquran, terutama di perkotaan,” ujar Gus Jazil saat menerima kafilah MTQ dari PTIQ Jakarta di Ruang Delegasi, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/12/2021) malam.
Di sisi lain, Gus Jazil juga mengajak para anak muda ahli Alquran untuk bisa berkiprah di berbagai bidang profesi. Menurutnya, ruang-ruang profesi jika diisi oleh para ahli Alquran dipastikan akan memberikan nilai lebih dan manfaat yang lebih baik. ”Ahli Alquran itu pondasi dan nanti kiprahnya bisa di semua bidang. Di bidang politik bisa, di TNI, Polri banyak yang membuka lowongan bagi para hafiz Alquran,” jelas Gus Jazil.
Di bidang politik, misalnya, jika orang-orang baik seperti para ahli Alquran tidak mau mengisinya maka ruang tersebut akan diambil oleh orang lain. Bahkan, bukan tidak mungkin yang akan mengisinya adalah orang-orang jahat. Menurutnya, para ahli Alquran tidak boleh hanya terampil membaca saja, namun juga harus bisa membumikan Alquran dalam setiap profesi yang ada. ”Bisa di BUMN, DPR, MPR, TNI, Polri, di tempat dan profesi yang lain. Itu tantangan yang tidak mudah karena tentu harus berpacu dengan kemampuan dan ilmu pengetahuan modern. Harus ditambah Alquran plus,” tuturnya.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini menekankan bahwa apapun profesi yang akan dijalani para anak muda ahli Alquran, satu hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah Alquran. ”Nah tugas para ahli Alquran ini yitu harus bisa menyampaikan alquuran sampai ke hatinya, bisa sampai menjadi mauidhah, rahmat, hidayah, bukan hanya menjadi pengetahuan saja. Yang penting sampai menjadi pelajaran hidayah, menemukan kebenaran dengan Alquran,” tuturnya.
Sebagai Ketua Ikatan Alumni PTIQ Jakarta, Gus Jazil mengatakan bahwa dirinya juga memiliki tugas untuk mengembangkan Alquran, minimal untuk diri sendiri dan keluarganya, syukur-syukur bisa dalam skala yang lebih luas yakni untuk bangsa dan negara. ”Saya juga mendirikan pesantren di Gresik, Jawa Timur. Dan saya sangat senang hari ini bisa berkesempatan bertemu dengan orang-orang mulia, adik-adik para Ahli Alquran,” pungkas Wakil Ketua Umum DPP PKB ini.