Rekaman Kebakaran 4 Tahun Silam Menjadi Koleksi Memorial Museum Bahari

oleh
oleh
Ruang Pamer Memorial.Museum Bahari.

JAKARTA, REPORTER.ID- Kreativitas dan inovasi tak pernah berhenti, menjadikan Museum Bahari di Jl Pasar Ikan No.1 Penjaringan, Jakarta Utara, semakin menarik untuk dikunjungi.

Kabakaran hebat yang menimpa museum itu 4 tahun yang lalu, justru rekaman peristiwanya dijadikan koleksi yang menarik untuk dipamerkan serta diambil hikmahnya.

Museum Bahari dengan latar belakang Masjid Luar Batang dilihat dari Menara Syahbandar. (PRI)

Tampak foto foto dokumentasi saat api besar berkobar, dan aksi pemadaman oleh petugas Damkar. Tak ketinggalan upaya penyelamatan aset berharga oleh karyawan museum ini.

Tidak kurang dari 64 koleksi benda cagar budaya yang sangat bernilai hangus dilumat si jago merah.

Juga foto besar headlines surat kabar yang memuat berita kebakaran 16 Januari 2018 itu maupun foto-foto rentetan proses selanjutnya dipajang di ruang khusus di lantai 2.

Tempat itu diberi tajuk Ruang Pamer Memorial.Museum Bahari.

Inilah salah satu yang baru dari museum dengan areal yang cukup luas itu.

Yang baru lainnya lagi adalah Bioskop Museum atau Bioseum yang berada di gedung blok B di lantai bawah.

Menara Syahbandar 1839 (Kanan).

“Di situ pengunjung dapat menikmati film petualangan arung. Ada 2 film , yang satu mengenai Museum Bahari dan yang lainnya lagi tentang Taman Arkeologi Onrust,” kata Mis Ari , Kepala Subbag Tata Usaha UP Museum Kebaharian Jakarta di ruang kerjanya, Selasa (5/1/2022).

Tiap film berdurasi 6 menit, namun cukup memberikan informasi awal mengenai dua destinasi wisata edukasi sejarah kebaharian Indonesia.

Dipandu Destri Andriani kita lewati saja Bioseum tersebut. Langsung kita melihat koleksi perahu tradisional yang bersejarah di Blok C. Di antaranya perahu nelayan dari Cirebon, perahu pemancing.dari Blora, maupun perahu tradisional Sulawesi, Kalimantan, maupun perahu Suku Asmat, Papua serta perahu bersejarah Cadik Nusantara.

Perahu kayu dicat putih kombinasi warna coklat itu beberapa kali mengarungi laut Indonesia dan sekitarnya.

Perahu itu dinakhodai Effendy Soleman (Alm) wartawan majalah Mutiara yang terbit di Jakarta, pecinta samodra belasan.tahun silam.

Menuju ke ruang pamer berikutnya tampak jajaran perahu dan kapal berbagai model. Sebagian hanya replika dan sebagian lagi asli.

“Iya Pak. Sebagian sudah dikaji. Namun sebagian lagi belum ada narasi dan kajiannya,” ungkap Destri Andriani pemandu Museum Bahari lulusan jurusan Sejarah UIN Syarif Hidayatullah.

Diakui Destri,.ruang pamer yang satu ini baru selesai disetting Agustus 2021 silam dan masih terus dikembangkan ke
depannya dengan pemasangan kamera 360° yang di dalamnya ada voice over koleksi sesuai dengan panel.

Diorama sejarah dan rempah2

Dari blok C di lantai 2 kira melalui jembatan menuju gedung blok A yang dibangun abad 18 awal. DI atas salah satu pintu dengan kusen lengkung setengah lingkaran itu ada tulisan Anno 1718.

Di sini terdapat beberapa diorama sejarah kedatangan bangsa bangsa Eropa penjelajah lautan di Nusantara untuk membeli rempah rempah.

Paling ujung diorama tokoh Fatahillah saat menjadi panglima gabungan tentara Kesultanam Demak, Cirebon dan Banten mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.

Di antaranya ada ruang khusus dibentuk mirip gudang rempah rempah. Tidak kurang dari 27 jenis rempah rempah ada di situ, di antaranya pala, cengkih, kayu manis, lada, ketumbar, kunyit, jahe dan langkuas.

Pada tahun 2015/2016 dari beberapa meter sudah tercium aroma rempah rempah yang harum. Namun sekarang penetrasi wanginya sudah berkurang.

Sementara sebelum belok ke Jl Pasar Ikan dari arah barat terlihat Menara Syahbandar.
Para pengunjung Museum Bahari menurut Kepala Satpelnya, Devi Sihotang jarang yang absen naik ke menara setinggi 18 meter itu.

Apalagi tujuannya kalau bukan untuk.menikmati keindahan bangunan Kota Tua paling utara dengan pemandangan museum bekas gudang rempah rempah 3 abad silam dan sekitarnya.

Sebelah sebelah timur tampak Pelabuhan Sunda Kelapa dengan kapal tradisional dan sebelah utara terlihat Masjid Luar Batang dengan menara kembarnya..

Dalam.Menara Syahbandar dan bekas kantor navigasi di depannya ada koleksi teropong dan kompas kuno, sextant, alat alat perkapalan dan lampu suar kristal.

Tercatat selama setahun 2021 dipotong 3 bulan tutup, pengunjung museum ini mencapai.7.611 orang.
Bila dipukul rata selama 9 bulan buka pengunjungnya 845/ bulan.

Tercatat bulan.Mei terbanyak yaitu 1.385 orang dan bulan Januari paling minim dengan.pengunjung 240 orang.

Ke depan Museum Bahari akan makin menarik untuk dikunjungi dengan penataan lingkungan di sekitarnya oleh pemiliknya masing-masing.

Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta Berkah Shadaya menegaskan pasca kebakaran pihaknya telah merevitalisasi bangunan yang terbakar.

Kini bangunan cagar budaya itu telah dilengkapi dengan alarm system, CCTV,. smoke detector dan speaker ruangan untuk informasi pengunjung. (Suprihardjo).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *