PINRANG, REPORTER.ID – Era Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan kemajuan teknologi yang begitu dahsyat, terutama di bidang teknologi informasi dan digitalisasi. Kemajuan teknologi di satu sisi akan memberikan banyak kemudahan, namun di sisi lain juga bisa memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, kemajuan teknologi harus berdampak pada perbaikan kehidupan manusia yang lebih berkualitas. “Sumber keburukan begitu banyak kita temukan di media sosial (medsos). Sumber kepintaran juga ada medsos. Pornografi juga marak di medsos. Teknologi bisa jadi kekuatan, sekaligus daya rusak ketika kita tidak mampu mengontrol,” ujar Gus Jazil saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi dan Stadium General Penguatan 4 Pilar Kebangsaan di Era Revolusi Industri 4.0 di Kampus STAI DDI, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Kamis (17/2/2022).
Gus Jazil mencontohkan manfaat positif dari kemajuan teknologi informasi saat ini. Misalnya, banyak penceramah agama yang menggunakan media sosial YouTube sebagai media dakwah yang cukup efektif. “Saya harap teman-teman muda mengisi itu. Jadi, saat ini kiai pun harus punya channel YouTube untuk berdakwah. Termasuk di bidang perdagangan, penjualan bisa dilakukan online. Banyak kemajuan lewat online. Adanya pandemi Covid-19 mempercepat berkembangnya penggunaan teknologi digital. Bahkan belajar mengajar kini banyak online. Tutorial apapun ada semua. Ini semua, tool teknologi yang mempermudah hidup kita,” urainya.
Namun, Gus Jazil menekankan agar mudahnya akses teknologi digital harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila. “Ini semangatnya kadang anak-anak ingin serba cepat, termasuk cepat kaya tapi kadang-kadang menyalahi 4 Pilar. Hari ini anak-anak sukanya game online saja. Kelihatannya teknologi makin canggih, tapi ilmu yang dimiliki tidak semakin banyak. Ini tantangan generasi muda. Teknologi harus mampu untuk memperbaiki kehidupan yang lebih berkualitas,” urainya.
Gus Jazil mengatakan, jalan tercepat menuju kemajuan adalah ilmu pengetahuan. Untuk melihat masa depan bangsa, bisa dilihat dari kualitas lembaga pendidikannya seperti kampus, apakah sudah mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul. “Saya melihat fasilitas makin canggih, tapi kualitas biasa-biasa saja,” ungkapnya.
Menurutnya, bangsa yang maju bisa diukur dengan kemajuan di bidang pendidikan. “Semangat Reformasi yang menginginkan kemajuan di bidang pendidikan dengan mengalokasikan anggaran pendidikan 20 persen dalam APBN harus terus diingatkan. Kalau di suatu daerah SDM-nya unggul, pasti daerah itu akan maju. Dan syarat maju punya keinginan kuat untuk maju. Dan itu kuncinya ada di pendidikan,” pungkasnya.