JAKARTA, REPORTER.ID – Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mendukung langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk mempercepat pembubaran 8 perusahaan BUMN yang dianggap tidak efisien dan menjadi beban keuangan negara.
Daftar 8 perusahaan BUMN itu adalah PT Industri Gelas, PT Merpati Nusantara Airlines, PT Kertas Leces, PT Istaka Karya, PT Kertas Kraft Aceh, PT Industri Sandang Nusantara, PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional, dan PT PLN Batubara.
Menurut Piter, yang dibutuhkan saat ini adalah perusahaan-perusahaan BUMN yang mampu bersaing tidak hanya di dalam negeri melainkan juga di luar negeri.
“Karena itu yang kita butuhkan itu bukan BUMN yang banyak, tetapi BUMN yang kuat, kokoh punya daya saing dan efisien, itu yang kita butuhkan,” tegas Piter, pada Selasa (1/3/2022).
Menurutnya, bagi perusahaan plat merah yang sudah tidak efisien dan hanya menjadi beban sudah seharusnya segera diputuskan nasibnya agar tidak lagi menggerogoti keuangan negara.
“Untuk mengarah ke sana semua BUMN-BUMN yang memang sudah tidak ada (untung) atau merugi, daripada menjadi beban negara memang sudah seharusnya dibubarkan,” jelasnya.
Selain membubarkan 8 perusahaan BUMN, Erick Thohir juga berencana akan kembali memangkas jumlah BUMN dari 41 perusahaan menjadi 37 perusahaan dalam rentang waktu dua tahun ke depan.
Piter berpendapat hal itu diupayakan untuk memudahkan pengawasan pemerintah dan sinergi antar BUMN dan lebih fokus ke inti bisnis masing-masing perusahaan.
“Saya kira ini sebenarnya dari dulu arahnya memang ke sana dengan membuat klaster-klaster di mana ada satu BUMN yang lead, Sehingga pengawasan dari pemerintah itu tidak terlalu luas seperti sebelumnya yang jumlah BUMN nya terlalu banyak. Langkah ini juga bisa fokus dan juga arah kebijakannya menjadi lebih sinergi,” ungkap Piter.
Ekonom yang juga pengajar di Perbanas Institut itu memuji kinerja Erick Thohir yang sering melakukan terobosan kebijakan di kementerian yang dipimpinnya.
Menurutnya, terobosan-terobosan itu merupakan sebuah bukti ketegasan dan keberanian dari seorang Erick Thohir selama memimpin BUMN. “Sekarang ini Pak Erick Thohir kan sudah membuktikan keberanian, dengan mengambil langkah – langkah yang tegas,” kata Piter.
“Pak Erick Thohir ini baru 2 tahun tapi selama 2 tahun itu saya melihat Pak Erick sudah mengambil langkah-langkah yang sangat drastis yang sebelumnya tidak berani dilakukan oleh menteri – menteri sebelumnya,” tambah Piter.
Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan impian terbesarnya menjabat Menteri BUMN, yaitu ingin agar kontribusi BUMN kepada negara semakin besar.
Erick memastikan pengurangan perusahaan negara terus dilakukan hingga menyisakan 30 perseroan saja. Upaya itu juga agar bisa dilakukan oleh Menteri BUMN yang akan datang.
Untuk merealisasikan harapan tersebut, Erick pun tengah membidik peta jalan atau roadmap ihwal transformasi BUMN untuk 10 tahun mendatang. Menurutnya, peta jalan itu bisa menjadi acuan bagi Menteri dan Direksi BUMN yang baru nanti.
“Setelah menjadi 41 BUMN, kembali jabatan Menteri ada batasannya, makanya kita roadmap 10 tahun, dimana Menteri BUMN yang berikutnya kita minta untuk menyelesaikan program yang 41 perusahaan BUMN itu menjadi 30 perusahaan BUMN saja,” kata Erick.