Jazilul Fawaid: Pemilu Diundur atau Tidak, PKB Siap Lahir Batin

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Wacana penundaan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang diusulkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) menjadi polemik di tengah masyarakat dalam beberapa hari belakangan.

Sejumlah ketua umum partai politik (parpol) menyambut baik usulan tersebut. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, misalnya, menyetujui usulan tersebut. Salah satu alasannya, kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) cukup tinggi, di atas 73%. Respons positif juga disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menyebut bahwa pihaknya siap membicarakan aspirasi soal penundaan pemilu dengan ketua umum parpol lainnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf ikut angkat bicara soal wacana penundaan pemilu. Menurut kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu, usulan penundaan pemilu tersebut cukup masuk akal di tengah kondisi bangsa yang masih menghadapi pandemi Covid-19.

Namun, tidak sedikit pula pihak-pihak yang menyuarakan penolakan keras atas usulan yang disampaikan Gus Muhaimin tersebut. Gus Muhaimin sendiri menyampaikan bahwa usulan tersebut disampaikan sebagai respons atas kondisi pertumbuhan perekonomian nasional pascapandemi dua tahun belakangan ini. Namun, Gus Muhaimin mengatakan bahwa dirinya hanya menyampaikan usulan, ujungnya tergantung pada keputusan para ketua umum parpol dan Presiden Jokowi.

Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid menyebutkan bahwa persoalan penundaan pemilu memang bukan perkara mudah. Namun, Gus Jazil yang juga Wakil Ketua MPR ini juga menegaskan bahwa penundaan pemilu juga bukan sesuatu yang mustahil dalam dunia politik.

Dia mencontohkan pada awal 2020 lalu di tengah kondisi pandemi Covid-19, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penundaan Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020, dari sebelumnya dijadwalkan digelar September 2020 menjadi Desember 2020.

Terlepas dari dinamika yang terjadi, Gus Jazil mengatakan bahwa PKB selalu siap dalam mengikuti pelaksanaan pemilu, apakah nantinya tetap digelar pada 2024 atau jika karena keadaan tertentu sehingga pemilu terpaksa ditunda. ”PKB siap lahir batin, kapanpun pemilu digelar,” ujar Gus Jazil kepada wartawan di Jakarta, Rabu (2/3/2022).

Politikus asal Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur ini mengatakan, saat ini PKB secara kepartaian sangat solid. Struktur kepengurusan juga sudah terbentuk hingga tingkat ranting. Selain itu, konsolidasi internal juga terus dilakukan. Bahkan, PKB sudah bertekad bulat untuk menjadikan ketua umumnya, Gus Muhaimin menjadi Presiden 2024. ”Setiap hari, Gus Muhaimin dan kita para pengurus partai berkeliling ke berbagai daerah untuk menghadiri deklarasi dukungan bagi Gus Muhaimin untuk menjadi Presiden 2024,” kata Gus Jazil.

Menurutnya, usulan penundaan Pemilu 2024 belum tentu terealisasi. Namun, pelaksanaan pemilu sebagai satu agenda politik nasional pasti akan terjadi. ”Mau 2024 atau ditunda, pemilu tetap digelar makanya PKB terus menyiapkan diri untuk menghadapi pemilu yang akan datang,” urainya.

Ketua Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini mengaku sangat bersyukur dukungan terhadap Gus Muhaimin maju sebagai capres yang terus bermunculan dimana-mana. Disisi lain, tren elektabilitas PKB juga cukup bagus dari berbagai survei. Karena itu, Gus Jazil sangat optimistis pada Pemilu 2024, PKB secara nasional bisa menggenjot perolehan kursinya di DPR RI dari saat ini 58 kursi menjadi 100 kursi.

Disinggung mengenai masih rendahnya elektabilitas Gus Muhaimin, Gus Jazil mengatakan bahwa masih ada waktu dua tahun untuk meningkatkan elektabilitas. Gus Jazil bahkan menyindir sejumlah nama yang memiliki elektabilitas atau popularitas tinggi berdasarkan hasil survei, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil, tapi hingga saat ini mereka belum memiliki tiket sama sekali untuk maju dalam pilpres.

Sebab, syarat untuk mengikuti kontestasi pilpres harus memiliki tiket dari parpol, minimal 20% suara nasional berdasarkan hasil pemilu sebelumnya. ”Kalau kita, PKB, Gus Muhaimin sudah punya tiket 10 persen. Tinggal mencari tambahan 10 persennya lagi,” katanya.