Inkubator Pesantren, Cara ICMI Bangun Ekonomi Keumatan

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Ekonomi keumatan ditaksir bisa jadi lokomotif baru pembangunan ekonomi nasional. Apalagi, sebagai negara dengan jumlah penganut Islam terbesar di dunia, Indonesia punya infrastruktur yang melimpah untuk membangun ekonomi berbasis keumatan itu.

Salah satu infrastruktur yang dimiliki negara dengan jumlah penganut Islam mencapai 237 juta jiwa itu adalah menyebarnya pesantren hingga pelosok Nusantara.

Ketua MPPM Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Guspardi Gaus menyebut, pondok pesantren, sebagai institusi pendidikan berbasis agama, punya peran strategis mengerek ekonomi berbasis umat.

“Upaya membangun ekonomi keumatan berbasis ponpes harus terus dikembangkan termasuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri sebagai daya dukung percepatan pembangunan bangsa,” ujar Guspardi di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

ICMI, lanjut Guspardi, mendukung pesantren agar punya kemampuan ekonomi yang kuat, berdaya saing, dan kompetitif dalam melakukan perubahan di tengah masyarakat dan memajukan kesejahteraan umat.

“Ekonomi keumatan berbasis ponpes akan terus berproses. Oleh sebabnya perlu disusun sejumlah program yang sistematis, konstruktif, dan berkelanjutan,” kata Guspardi menambahkan.

Sementara itu, Wakil Ketua MPPM ICMI, KH Maman Imanulhaq mengatakan, membangun ekosistem ekonomi keumatan berbasis pondok pesantren perlu dimulai dari gerakan literasi ekonomi keumatan. Selain itu, juga harus membangun platform digital berbasis pesantren, membuat pilot percontohan di beberapa daerah, serta melakukan sinergitas dengan berbagai stakeholder.

Karenanya, Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi itu mendorong program ‘inkubator’ pondok pesantren bisa jadi prioritas program MPPM (Majelis Pemberdayaan Pesantren dan Masjid) ICMI.

Rencananya, program inkubator pondok pesantren ini diselenggarakan secara periodik. Per 3 bulan sekali ICMI akan menggelar Halaqah Kemandirian Pesantren yang diikuti 33 Pesantren dari perwakilan Provinsi se-Indonesia. Halaqah ini akan berlangsung 2 hari dengan narasumber dari ICMI, kementerian, dan pihak swasta seperti perusahaan penyedia aplikasi digital.

“Dari 33 ponpes tersebut akan dipilih 5 pesantren unggulan yang akan dijadikan pilot percontohan ICMI,” kata Kiai Maman.

Pembukaan Halaqah akan diselenggarakan pada tanggal 20 April 2022 bertepatan dengan 19 Ramadhan 1443 H oleh Ketua Umum ICMI, Prof. Dr. Arief Satria di Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi Majalengka Jawa Barat. Dalam momen tersebut juga akan diserahkan Penghargaan Nabawi Award untuk 10 Masjid terbaik di Indonesia yang memenuhi 6 Kriteria masjid sebagai pusat peradaban umat Islam.

Wakil Ketua MPPM ICMI, Sodik Mujahid menambahkan, ia yakin bahwa program itu bakal mempercepat laju pertumbuhan ekonomi berbasis keumatan. Apalagi lokomotifnya memanfaatkan pesantren yang telah menyebar di berbagai pelosok Tanah Air.

“MPPM ICMI akan terus mendorong pesantren dan masjid untuk bersinergi, berkompetisi dan bergerak maju membangun ekonomi keumatan menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil, sejahtera, dan maju,” tutur Sodik.