JAKARTA, REPORTER.ID – Sidang Inter Parliamentary Union (IPU) Ke-144 di Bali tidak ada agenda pembahasan perang Rusia Vs Ukraina. Sesuai hasil sidang IPU di Madrid, hanya akan membahas perubahan iklim dimana bumi panas akibat mencairnya es di kutub utara. Dunia diharapkan bisa mengurangi satu persen dari dua persen kenaikan suhu tersebut.
Demikian disampaikan Wakil Ketua BKSAP dari FPAN Achmad Hafidz Tohir dalam dialektika demokrasi “Misi DPR RI dalam Inter Parliamentary Union (IPU) Ke-144 Bali” bersama Wakil Ketua BKSAP F-Partai Demokrat Putu Supadma Rudana, dan anggota BKSAP F-Golkar Dyah Roro Esti di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Kamis (17/3/2022). Sidang IPU akan digelar pada 20- 24 Maret mendatang.
Lebih lanjut Hafidz mengatakan bahwa masalah perubahan iklim menjadi persoalan besar dunia, karena mengancam kehidupan alam semesta. Namun, demikian jika dari 121 negara yang hadir mengusulkan pembahasan Rusia Vs Ukraina dan disetujui oleh mayoritas sidang IPU, maka pembahasannya tidak bisa dihindari.
Terlebih kata dia, anggota IPU ini banyak yang menjadi anggota PBB yang bertujuan menciptakan perdamaian dan kesejahteraan bagi negara-negara di dunia. “Jadi, kalau ada mayoritas menghendaki pembicaraan Rusia Vs Ukraina, maka tak bisa dihindari,” tambah Hafidz.
Selain perubahan iklim, kedua adalah adaftasi terhadap perubahan iklim sendiri menyusul pencemaran lingkungan menjadikan pajak yang tinggi bagi perusahaan terkait dan sebagainya.
Ketiga, pendanaan, bagi perusahaan yang mengajukan dana ke perbankan nanti akan diverfikasi; apakah perusahaan itu melakukan pencemaran lingkungan atau tidak? “Bank akan minta green perusahaan,” ungkapnya.
Keempat,mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam aksi perubahan iklim dan membangun kemitraan dan solidaritas global. “Nah, disinilah masalah Rusia Vs Ukraina itu bisa dibahas. Apalagi dari 178 anggota IPU mayoritas anggota PBB yang beranggotakan 180 negara,” pungkasnya.