DPR Minta Aparat Pantau Keamanan secara Makro, Teroris, bukan Hanya Lalu Lintas

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Anggota Komisi III DPR RI FPKS Komjen Pol (Purn) Adang Daradjatun meminta aparat keamanan dan pihak-pihak terkait tidak hanya memantau keamanan lalu lintas, tapi keamanan secara makro. Baik kesehatan, kelancaran, keselamatan dan kenyamanan selama dalam perjlanan dari Jakarta, hingga ke kampung halaman masing-masing sampai kembali ke Jakarta.

“Sebab, warga yang akan mudik seluruh Indonesia mencapai 85 juta jiwa, sehingga potensi kemacetan, penumpukan kendaraan termasuk sepeda motor akan sangat besar. Beruntung sudah mulai banyak warga yang mudik sebelum lebaran, sehingga diharapkan bisa cair atau tidak macet di jalan,” tegas Adang Dorodjatun.

Hal itu disampaikan Adang dalam dialektika demokrasi “Antisipasi Gangguan Keamanan Saat Mudik Lebaran” bersama Karo Penmas Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, dan Ketua Presedium Indonesia Traffic Watch (ITW) Edison Siahaan di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Kamis (21/4/2022).

Selain itu lanjut Adang, terkait kemungkinan terjadinya kejahatan di jalanan, masyarakat juga harus mematuhi prokes (protokol kesehatan). “Setidaknya kalau sudah booster, tetap harus memakai masker dan sebagainya. Sedangkan ancaman terorisme, potensi itu memang ada dan itu pasti sudah diantisipasi oleh Densus 88, yang tidak saja di saat lebaran, tapi seluruh waktu,” ungkapnya.

Ahmad Ramadhan menjelaskan bahwa potensi kemacetan dan kerawanan kejahatan itu pasti ada dari 85 juta warga yang mudik. Terlebih dua tahun sebelumnya dilarang, dan baru saat ini bisa mudik lebih longgar plus libur nasional.

“Polri sudah mengerahkan 144 ribu untuk pengmanan seluruh Indonesia dengan operasi Ketupat mengacu pada kebijakan Satgas Covid-19, wajib masker dan selama 4 jam ganti, buang sampahnya ke tempat. Tak ada check point, tak ada putar balik serta ada 101.454 titik pengamanan termasuk kemungkinan lonsor dan bencana alam,” kata Ramadhan.

Selain itu pengamanan di tempat ibadah dan berkumpulnya masyarakat setelah Idul Fitri 1443 H. Seperti mall, tempat wisata, yang belum vaksin dan booster dilayani geray vaksin. “Juga mengawal ketersediaan BBM di 1.700 SPBU di jalur tol dan 50 unit pertamina siaga non SPBU,” jelas Ramadhan.

Sementara itu Edison menilai seharusnya tidak ada aturan ribet, repot dan membingungkan masyarakat, karena mudik itu masyarakat ingin santai, enjoy, senang, dan bahagia sampai kampung halaman. “Kadang macet sejam dua jam itu nikmat, yang penting bukan seharian atau lebih seperti kasus Brexit (2016). Tapi, tetap siaga dan jaga prokes agar senang sampai kampung,” tambahnya.