Muhaimin Minta RI Manfaatkan Forum G-20 Dorong Penyelesaian Perang Rusia–Ukraina

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) meminta Pemerintah Indonesia memanfaatkan perannya sebagai Presidensi G-20 (Group Twenty) untuk mendorong penghentian agresi Rusia ke Ukraina. Menurut Gus Muhaimin, perang Rusia-Ukraina telah menimbulkan begitu banyak kerusakan dan juga ada jutaan warga Ukraina yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya dan menjadi pengungsi di berbagai negara di wilayah Uni Eropa.

”Agresi serangan Rusia ke Ukraina menyebabkan banyak pengungsi. Kita berdua berharap dalam Forum G-20 yang akan digelar pada November nanti dimana Indonesia menjadi tuan rumah, bisa memiliki peran untuk meminta Rusia menghentikan agresi dan kembali pada kondisi dan hubungan yang normal dan damai,” kataGus Muhaimin seusai bertemu Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (25/22/2022).

Ikut mendampingi Gus Muhaimin dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Ermarini.

Gus Muhaimin mengatakan, peran Indonesia sebagai Presidensi G-20 sangat penting. ”Saya juga sudah pernah berbicara ke Presiden dan Wakil Presiden soal hal ini, dan sampai saat ini terus melakukan pembicaraan agar G-20 bagi menjadi forum untuk menyelesaikan Perang Rusia-Ukraina,” tuturnya.

Selain itu, momentum Presidensi G-20 juga harus dimanfaatkan Indonesia untuk mendorong aksi nyata terhadap persoalan perubahan iklim dunia (climate change) yang sejauh ini dinilai masih pada tahap wacana dan minim aksi nyata. Menurut Gus Muhaimin, persoalan perubahan iklim ini harus segera diatasi secara serius oleh bangsa-bangsa di dunia sebab akan sangat membahayakan masa depan dunia. Ketiga, Forum G-20 juga harus dimanfaatkan Indonesia untuk mengatasi krisis pasca pandemi, terutama dampaknya pada keamanan pangan global.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengaku sangat khawatir perang Rusia-Ukraina akan meluas dan menyulitkan beberapa negara untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Pertemuan dengan Dubes Uni Eropa tersebut juga dimanfaatkan untuk membahas hubungan bilateral Indonesia dengan Uni Eropa terkait dengan kerja sama perdagangan dan juga investasi dengan Indonesia agar kedepan bisa terus ditingkatkan.

Sementara itu, Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan bahwa peran Indonesia sebagai Presidensi G-20 sangat pentimng dalam ikut mendorong terwujudnya perdamaian Rusia-Ukraina. ”Uni Eropa sangat mengkhawatirkan invasi Rusia ke Ukraina. Apalagi, saat ini sudah ada 4,6 juta penduduk Ukraina yang menjadi pengungsi di berbagai negara di Eropa,” katanya.

Menurut Vincent Piket, kondisi akan semakin berbahaya jika tentara Rusia berhasil memasuki daereh timur dan selatan Ukraina. ”Itu akan menjadi masalah ekonomi dan keamanan, tidak hanya bagi Ukraina, tapi juga bagi Eropa. Kami butuh dukungan Indonesia dalam kapasitasnya sebagai negaraNonblok untuk memberikan tekanan ke Rusia. Peran Indonesia sangat penting sebagai Presidensi G-20,” katanya.

Uni Eropa mendesak Rusia secepatnya melakukan gencatan senjata sehingga upaya negosiasi untuk mewujudkan perdamaian bisa segera terwujud. Sebab, jika gencatan senjata tidak dilakukan maka negosiasi akan sulit terwujud.

Menurutnya, ada masalah besar ketika jutaan warga Ukraina masuk menjadi pengungsi di Eropa. Mulai dari ketersediaan tempat tinggal, makanan, termasuk juga masa depan pendidikan anak-anak para pengungsi, dan keamanan dunia.