JAKARTA, REPORTER.ID- Taman Arkeologi Onrust di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, DKI Jakarta, kini lebih terawat dan bersih. Diharapkan para wisatawan pengunjung pulau pulau itu juga ikut menjaga kebersihan dan keterawatan destinasi wisata bahari tersebut.

Hal itu dikatakan Sonti Pangaribuan, Kepala Bidang Destinasi dan Pengembangan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta di Pulau Onrust, Kamis (5/5/2022).
Bersama keluarganya, Sonti Pangaribuan menikmati keindahan dan keunikan Pulau Kelor, Pulau Onrust dan pulau lain di sekitarnya.
Kabid Destinasi dan Pengembangan Disparekraf DKI ini didampingi Rosadi pemandu wisata TAO untuk menyusuri pulau bersejarah dari abad 17 tersebut.
Sonti Pangaribuan dan rombongan sempat mengunjungi kompleks makam Belanda di bagian barat laut Pulau Onrust. Istimewanya, semua yang dimakamkan di situ warga Onrust yang mati muda. Paling tua hanya seorang yang berumur 40 tahun.
Menurut Rosadi, kematian itu berkaitan dengan misteri umur pendek pengaruh blue clay (tanah lempung biru) seperti pernah diamati oleh arkeolog Candrian Attahiyat. Arkeolog senior ini pernah memimpin Taman Arkelogi Onrust belasan tahun lalu.
Kepala Satuan Pelayanan TAO, Agung Priosusanto membenarkan kunjungan pejabat Disparekraf DKI Jakarta. Ia mengakui selama tahun 2020/2021 ada pembenahan di Onrust dan sekitarnya. Antara lain pemindahan bangunan rumah dari pinggir dermaga ke arah timur laut.
Selama 3 hari setelah Idul Fitri 1443 H, pengunjung TAO lumayan banyak.
Seperti laporan Kepala Security TAO, Sopyan, tercatat Selasa (3/5) pengunjungnya mencapai 236 orang. Terdiri dari pengunjung Pulau Onrust 47 orang, Pulau Cipir 122 orang dan Pulau Kelor 67 orang.
Rabu (4/5) pengunjung TAO 629 orang. Terdiri dari pengunjung Pulau Onrust 154 orang, Pulau Cipir 325 orang dan Pulau Kelor 150 orang.
Sementara Kamis (5/5) 586 orang pengunjung terdiri dari Pulau Onrust 167 orang, Pulau Cipir 272 orang, dan Pulau Kelor 147 orang.
Terlihat Pulau Cipir tiap hari paling banyak pengunjungnya. “Sebab bagi yang senang berenang langsung turun di situ tak mau ke pulau lainnya. Apa lagi ada tempat bermain banana boat,” ujar Agung.
Sebelumnya Sopyan juga menandai Pulau Cipir paling banyak didatangi wisatawan. Itu karena ada tempat berenangnya dengan pasir putih dan tempat bilas air tawar yang mencukupi.
Sementara Pulau Kelor juga memiliki kelebihan sebagai ikon pariwisata Kepulauan Seribu. Yaitu keberadaan Benteng Martello yang sering digunakan sebagai spot foto para wisatawan.
Menurut catatan sejarah benteng dengan konstruksi batu bata merah itu dibangun tahun 1850. Bentuknya silinder dengan garis tengah 12 meter dan tinggi 9 meter.
Lain dengan Pulau Onrust yang banyak peninggalan bangunan beberapa periode sejarah dari abad 17 sampai 20.
Paling banyak peninggalan RS Karantina Haji periode 1911-1933. Termasuk foto foto dokumentasi kegiatan jamaah haji Hindia Belanda ketika datang dari Tanah Suci maupun saat dikarantina di Pulau Cipir dan menyeberang dengan kapal tronton ke Pulau Onrust. (PRI).