JAKARTA,REPORTER.ID – Sosok Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi Capres pilihan generasi milenial pada Pilpres 2024, yang dinilai mampu menyelesaikan persoalan ke depan, salah satunya menyediakan lapangan pekerjaan. Hal tersebut berdasar dari haril survei yang dilakukan lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN).
Dalam survei tersebut menunjukkan, sebanyak 89,1 persen responden mengaku suka terhadap sosok Prabowo Subianto. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 65,8 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies 70,7 persen.
Direktur SPIN Igor Dirgantara membandingkan safari yang dilakukan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, untuk selanjutnya ditanyakan pada 1.230 responden. Hasilnya,
“Menurut data, safari yang dilakukan Ganjar 30,8 persen disukai responden, biasa saja 26,6 persen, tidak suka 32,3 persen, dan tidak jawab 10,3 persen. Jadi terjadi pro-kontra di generasi Y dan Z,” kata Direktur SPIN Igor Dirgantara di Jakarta, Senin (6/6/2022).
Menurut Igor, Generasi Y dan Z, menilai Ganjar lebih baik meningkatkan kinerjanya sebagai Gubernur Jawa Tengah ketimbang melakukan safari yang tidak penting dan lebih ke arah pencitraan semata.
Sementara, saat pihaknya menanyakan safari yang dilakukan Prabowo dengan menemuai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah petinggi partai politik hingga ulama pasca Lebara Idul Fitri pada responden, hasilnya adalah 54,3 persen menilai sebagai silaturahmi biasa, 14,8 persen kepentingan politik tertentu, dan silaturahmi sekaligus kepentingan olitik 15,8 persen.
“Safari politik yang dilakukan justru meningkatkan elektabilitas Prabowo,” kata Igor.
Igor Dirgantara mengatakan, dalam variabel elektabilitas dalam survei yang dilakukan SPIN, basis dukungan terhadap Prabowo di dua generasi Y dan Z, lebih kuat dibanding calon-calon presiden lainnya yang mungkin akan berkontestasi di Pemilu 2024.
“Terlihat dari temuan yang menunjukkan Prabowo masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar generasi Z dan Milenial. Andai Pemilu dilaksanakan hari ini , ada 27,7% gen Z dan Y yang memilih Prabowo menjadi Presiden berikutnya,” tuturnya.
“Sementara, baik Ganjar dan Anies masih tetap menguntit masing-masing dengan perolehan 15,5% dan 14,1%,” sambungnya.
Mengitrepretasikan data survei, Igor menjelaskan, elektabilitas Prabowo bagus karena tanpa pencitraan, sebab hingga saat ini Prabowo belum pasang baliho dan deklarasi sebagai Capres 2024. “Ini menjawab kenapa Prabowo elektabilitasnya tidak stagnan. Banyak yang bilang tidak mampu meningkatkan, tapi yang saya lihat prabowo selalu 3 besar dari beberapa lembaga survei,” ujarnya.
Konsekuensi safari Prabowo ke ulama, kata Igor, membuat pemilih muslim simpatik. “Jadi kalau misal Anies Baswedan kandidat terkuat, mungkin pemilih muslim positif, tapi pemilih Jokowi negatif. Sementara Ganjar, pemilih Jokowi positif, tapi pemilih muslim negatif. Nah Prabowo ini semacam jalan tengah,” kata Igor.
Menurut Igor, Gen Z dan Gen Y (Milenial) akan memilih calon Presiden (Capres) 2024 yang bisa menjamin masa depan mereka seperti ketersediaan lapangan pekerjaan. Karena itu, Pilpres 2024 menjadi ajang penting bagi mereka. Karena kaum milenial butuh pekerjaan dan berharap perekonomian Indonesia membaik.
Dalam temuan survei SPIN ini, kaum milenial menilai figur Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dipandang adalah sosok yang dianggap mampu menjawab tantangan tersebut. “Itu sebabnya dalam survei SPIN ini Prabowo memeroleh dukungan tertinggi dari kalangan Gen Z dan Gen Y,” tuturnya.
Selanjutnya, Generasi Z dan Milenial ini setuju capres agar tidak banyak pencitraan semata (82,%) ; peduli pelestarian lingkungan (79,1%); Capres sehat lebih penting daripada usia (78,8%) dan seterusnya. Tak kalah menarik dua generasi mayoritas dalam struktur penduduk Indonesia saat ini ternyata lebih menghendaki Capres berasal dari pemimpin tertinggi Parpol (70,9%).
“Semua Gen Z dan Gen Milenial setuju dengan beberapa pernyataan terkait sikap yang sebaiknya dipunyai Capres 2024. Tingkat persetujuan tertinggi 84,1% dari dua generasi ini adalah capres harus lebih melibatkan generasi muda dalam pembangunan bangsa atau dengan kata lain melibatkan generasi muda dengan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas lagi sesuai dengan karakter dunia mereka,” pungkas Igor.
Untuk diketahui, Survei SPIN dilakukan pada tanggal 11-21 Mei 2022 dengan total jumlah responden 1.230. Populasi sasarannya adalah hanya kelompok usia Gen Z dan Gen Y dengan usia minimal 16 tahun dan akan 17 tahun hingga 39 tahun di 2023 nanti.
Sebaran sampel tersebar di 34 provinsi, dengan teknik sampel menggunakan multi-stage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar ± 2,8 persen. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung. Kontrol kualitas 10 persen dari sampel.