Setelah Gaya Banyumasan Museum Wayang akan Gelar Wayang Betawi dan Bali

oleh
oleh
Dalang remaja Ki Adi Suryo

JAKARTA, REPORTER.ID- Setelah sukses dengan pergelaran wayang kulit Banyumas pada Minggu (26/6/2022) yang lalu, Museum Wayang di Kota Tua Jakarta akan mempergelarkan wayang kulit Betawi pada 24 Juli, wayang golek Sunda 14 Agustus dan wayang orang Bali 28 Agustus mendatang.

Pergelaran wayang yang semuanya pada hari Minggu itu akan dimulai pukul 10.00 sampai 14.00 WIB, bertempat di auditorium museum tersebut. Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Museum Wayang Jakarta, Sumardi, S.Sos, mengungkapkan itu di kantornya kepada Reporter, Rabu (29/6/2022).

Lebih lanjut Sumardi menjelaskan, untuk wayang kulit Betawi akan dibawakan oleh dalang Ki Sentanu Wijaya dengan cerita Bambang Kumbayana. Sementara Wayang Golek Sunda akan dibawakan dalang Ki Bima Arya dengan lakon Rama Tambak.

Sedang pada 28 Agustus mendatang dalang Ki Adi Putra akan menyuguhkan wayang orang Bali dengan cerita Burisrawa Gandrung.

Menurut Sumardi, pergelaran wayang kulit Banyumas yang berlangsung Minggu (26/6) yang lalu cukup mendapat perhatian pengunjung. Lebih dari 100 kursi yang tersedia di auditorium semua terisi, bahkan ada yang berdiri di belakang dan bersila di dekat nayaga.

Hari itu jumlah pengunjungnya mencapai 545 orang, termasuk 19 orang wisatawan mancanegara. Di antaranya dari AS, Italia, China dan Thailand.

Dalang remaja Ki Adi Suryo Purnomo hari itu membawakan cerita Wahyu Purbo Sejati
begitu menarik perhatian penonton.

Alwi (47) warga Penjaringan Jakarta Utara mengakui, ontowacono maupun suluk dalang muda itu tidak mengecewakan.

“Saya nonton dia mendalang baru kali ini. Tapi saya akui cukup bagus,” ujar Alwi.

Dia datang bersama belasan anggota komunitas pecinta wayang berjaket seragam warna hitam dan kuning. Di punggungnya bertuliskan Wayang Mania Comunity warna merah. Yang laki laki mengenakan blangkon sedang yang perempuan sebagian mengenakan kerudung hitam.

Darsono (55) juga anggota komunitas pecinta wayang mengaku sudah 2 kali ini menyaksikan Adi Suryo Purnomo memainkan wayang di auditorium museum itu.

“Memang bagus, walau masih muda namun suaranya mantap,” tutur Darsono.

Lain lagi dengan Rani, dari Fakultas Sastra Universitas Pamulang Serpong. Mahasiswi semester 5 ini mengaku nonton pergelaran wayang kulit tersebut karena tugas selaku mahasiswa.

“Saya asli Serpong Pak. Kurang tahu bahasa Jawa. Tetapi saya bersama teman kuliah yang mengerti wayang, Yunika. Dia orang Jawa,” tambah Rani sambil menunjuk ke sebelah kirinya.

Dari lebih 100 orang penonton wayang tersebut ternyata ada yang datang dari Lampung.
“Saya Partinah dari Kota Bumi, Lampung Utara. Datang kemari sejak Kamis yang lalu ingin menyaksikan cucu saya mendalang,” kata wanita usia 59 tahun itu.
.
Ia di Jakarta menginap di rumah anaknya di Rawa Buaya RT 09/10, Cengkareng, Jakarta Barat.

Nenek dari dalang remaja ini menyatakan bahagia dengan penampilan cucunya tersebut.

Hendarti warga Nusa Indah Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur juga memuji kemajuan ketrampilan dalang Adi Suryo yang tahun 2019 masuk 5 besar Seleknas Dalang Bocah itu.

“Suaranya sudah mantab,” kata Hendarti penggemar wayang dan karawitan yang sering nonton pergelaran di Museum Wayang.

Mengenai jadwal pergelaran wayang, Ny Hendarti berjanji akan nonton lagi wayang orang Bali maupun wayang Betawi bulan mendatang.
“Kalau wayang orang Bali tiga tahun lalu pernah menonton di museum ini. Yang berbicara dalangnya. Menarik juga,” katanya.

Tercatat sampai bulan November 2022 jadwal pergelaran wayang di museum tersebut cukup lengkap. Dari wayang golek Sunda, wayang orang Surakarta, Betawi sampai wayang golek Lenong Betawi. (PRI).