JAKARTA, REPORTER.ID- Meskipun masih dalam proses revitalisasi, namun Kota Tua Jakarta ramai dengan pengunjung termasuk pengunjung museum. Hal itu disebabkan sekarang masih masa liburan sekolah.
Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Museum Wayang Sumardi, S.Sos, Kasatpel Museum dan Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Dedy Tarmizi mengungkapkan hal itu kepada Reporter.id Rabu (6/7/2022).
Hal tersebut juga dibenarkan Kasatpel Museum Sejarah Jakarta (MSJ) Istiqomah Armita Wati. Menurut Armita bila ditinjau lagi, jumlah pengunjung dewasa di Museum Sejarah Jakarta masih lebih dominan dibanding pelajar.
“Sebab para pelajar itu umumnya bersama orang tuanya masing masing,” kata Armita. Tercatat pada hari cerah Selasa (5/7) kemarin pengunjung Museum Sejarah Jakarta mencapai 1.184 orang,
Jumlah itu terdiri dari pelajar 432 orang, mahasiswa 212 orang dan dewasa 540 Orang. Dari total 1.184 orang pengunjung itu sudah termasuk wisatawan mancanegara 16 orang, terdiri dari warga Belanda 9 orang, Australia 5 orang, lainnya Amerika dan Perancis masing masing seorang.
Hari Minggu (3/7) yang lalu jumlah pengunjung MSJ lebih banyak lagi, mencapai 3.026 orang, termasuk wisatawan mancanegara 25 orang, terbanyak dari Cina 5 orang, Belanda 4, Australia 3 dan selebihnya dari Jepang, Italia, Austria, Australia, India dan Inggris.
Dari jumlah keseluruhan pengunjung hampir separuhnya berstatus pelajar dan mahasiswa.
Sementara Kasatpel Museum Wayang Sumardi, S.Sos mengungkapkan Rabu (6/7) pada Selasa (5/7) pengunjung museumnya ada 428 orang, termasuk 15 wisman, terbanyak dari Jepang 5 orang dan Negeri Belanda 4 orang. Sisanya dari AS, Cina dan Polandia.
Dari jumlah keseluruhan pengunjung tersebut yang berstatus pelajar dan mahasiswa mencapai separuh lebih yaitu 233 orang.
“Waktu hari Minggu 3 Juli yang lalu pengunjung lebih banyak lagi. Tercatat 1.005 orang termasuk 23 wisman. Terbanyak dari Korea 4 orang,” ungkapnya. Selebihnya dari AS dan negara negara Eropa.
Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Disparekraf DKI Jakarta Dedy Tarmizi Rabu (6/7) mengakui kehidupan pariwisata di Kota Tua terlihat membaik walaupun masih ada pekerjaan perbaikan jalan di kawasan tersebut.
Tercatat Selasa (5/7) jumlah pengunjung Kota Tua mencapai 3.184 orang yang terdiri dari 3.116 orang pengunjung domistik dan 68 orang pengunjung warga mancanegara.
Melihat pengunjung Kota Tua mencapai 3.184 dan pengunjung Museum Sejarah Jakarta 1.184 pada hari yang sama, maka pengamat pariwisata dan budaya H Abu Galih menyatakan klop.
Sebab sejak tahun 2007 ada semacam aksioma untuk menghitung pengunjung Kota Tua atau Taman Fatahillah, yaitu 3 kali jumlah pengunjung MSJ.
Tetapi Dedy menegaskan pihaknya mempunyai perangkat sendiri untuk menghitungnya langsung.
Menurut Kepala UPK ini, para pelaku seni di Kota Tua di pinggir Taman Fatahillah juga terlihat bergairah. Di antaranya berpenampilan sebagai Jendral Sudirman, Komponis WR Soepratman dengan biolanya, Pejuang 45 maupun tokoh wayang orang Gatutkaca serta ramainya para pengunjung Kota Tua bersepeda onthel berwarna warni.
Mengenai sampai kapan kegiatan pembongkaran perbaikan jalan dan taman di Jl Lada maupun sekitar stasiun Jakarta Kota, Dedy Tarmizi menunjuk Dinas Bina Marga yang berhak menjawab.
Banyak pengunjung Kota Tua yang mengeluh bahwa kurang nyaman berjalan di depan Bank Mandiri maupun di Jl Pintu Besar Utara seberang Museum BI yang sedang ditata ulang dengan konstruksi dan disain baru. “Kami takut tersenggol mobil. Habis jalannya jadi sempit sih,” keluh Ny.Titiek Soewarno ketika hendak ke Museum Wayang dua hari silam. (PRI).