Napak Tilas Penyusunan Naskah Proklamasi Diikuti Dua Putri Bung Hatta

oleh
oleh
Dua putri Bung Hatta ikut napak tilas

JAKARTA, REPORTER.ID- Kegiatan napak tilas penyusunan naskah proklamasi hingga dibacakan Bung Karno dalam peringatan 77 tahun kemerdekaan RI di Jakarta, Selasa (16/8/2022) berlangsung dari pagi sampai sampai sore hari.

Halida Hatta dan Ny Meutia Hatta Swasono serta cucu Achmad Soebardjo bernama Hutomo sebagai keluarga pelaku sejarah ikut berjalan kaki dari Museum Penyusunan Naskah Proklamasi di Jlm Imam Bonjol no.1 Jakarta sampai Tugu Proklamasi dengan monumen Proklamator.

Sementara 100-an pelajar/mahasiswa serta guru dan masyarakat yang dikordinir Ketua Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan melakukan start dari Gedung Joang 45. Mereka berjalan kaki melalui rute Jl Cut Mutia belok Jl Tengku Umar, Taman Suropati dan masuk Jl Imam Bonjol.

Di sini sudah ada seratusan orang di antaranya berbusana suasana tahun 1945 dengan rakyat jelata, pejuang, TKR/TNI, tentara Jepang dan tenaga kesehatan.
“Banyak komunitas dari Jabodetabek. Antara lain Renactor Bangor, Sahabat Budaya, Jelajah Budaya dan Belantara Budaya. Kita mengadakan pentas sosio drama,” kata Kepala Museum Penyusunan Naskah Proklamasi, Hari Trisatyo.

Sementara Edy Sofyan dari DHD 45 DKI Jakarta menegaskan, generasi muda perlu tahu bahwa kemerdekaan ini bukan hadiah dari Jepang.

Sebelumnya rombongan napak tilas di Museum Joang 45 mendapat penjelasan pemandunya. “Gedung Joang ini pada waktu itu menjadi markas Pemuda Indonesia. Para pemuda itulah yang menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk segera memproklamirkan kemerderdekaan Indonesia,” kata Maya, pemandu.

Dan pemuda pemuda dari berbagai daerah se Indonesia itulah yang membuat kebulatan tekad rakyat mempertahankan RI di lapangan IKADA sekarang taman Monas.

Hadir Kasatpel Museum Joang 45, Sukrino dan Wakil Ketua AMI Paramita Jaya Firman Haris. Di halaman Tugu Proklamasi rombongan napak tilas disambut Ketua II Dewan Harian Nasional (DHN) Angkatan ’45 Irjenpol (Purn) E Sihaloho dan Direktur PTLK Ditjen Kebudayaan Yudi Wahyudin.

Di sini baik pimpinan DHN 45 maupun Meutia Hatta menegaskan tujuan kemerdekaan adalah memakmurkan seluruh rakyat Indonesia. “Ini yang harus diperjuangkan oleh generasi muda,” tegas Sihaloho maupun Meutia Hatta.

Sore itu dipentaskan tari daerah Kalimantan, Jawa, Aceh dan Papua di depan patung proklamator Soekarno Hatta yang disaksikan ratusan peserta napak tilas dan masyarakat umum yang hadir. (PRI).